Probolinggo, Cakrawalapost.com – Metode penggabungan sekolah di Kota Probolinggo berimbas pada mutasi ratusan guru, sebanyak 36 SDN menjadi 16 SDN. Sebanyak 251 guru SDN dimutasi akibat dari penggabungan sekolah tersebut.
Kepala Disdikpora Kota Probolinggo M Maskur saat dikonfirmasi media ini Selasa (3/7), menyampaikan proses penggabungan sekolah ini sebenarnya telah dilakukan sejak awal Juni 2018. Sehingga, berimbas banyak mutasi pada guru-guru yang sekolahnya kena penggabungan.
Sekolah yang masuk daftar penggabungan namanya akan berubah, mengikuti nama sekolah dengan angka yang lebih kecil. Misal SDN Tisnonegaran 3 dan 4 yang berada pada satu lahan akan digabung menjadi SDN Tisnonegaran 3.
“Penggabungan sekolah ini dilakukan secara bertahap karena menunggu kepala sekolah pensiun, saat ini, dari total 36 SDN yang masuk daftar penggabungan, sisa dua sekolah yang belum masuk daftar penggabungan, dengan pertimbangan, karena salah satu kepala sekolah belum pensiun,” tegas Maskur.
Lebih lanjut Maskur mengatakan, Dikpora berupaya saat kepala sekolah yang bersangkutan pensiun. Setelah itu, sekolah tersebut akan digabung dengan dipimpin satu kepala sekolah. Saat ini sekolah yang lain, sudah digabung semua, karena kepala sekolahnya sudah pensiun.
“Sekolah-sekolah yang digabung ini merupaka sekolah dengan jumlah lebih dari satu berdiri di lahan yang sama. bertujuan, untuk efektifitas manajemen sekolah, dalam satu lokasi ada dua sekolah berbeda, manajemen sekolah jelas berbeda. Maka dari itu di lakukan penggabungan yang berimbas pada mutasi guru-guru,” tandasnya.(wan)