CakrawalaNews.co – Menutup tahun anggaran 2025, sektor pariwisata Surabaya kembali diuji oleh realitas fiskal yang semakin ketat. Berkurangnya dana transfer dari pemerintah pusat memaksa pemerintah daerah memperketat efisiensi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dalam situasi ini, setiap sektor dituntut mampu memberi nilai tambah, termasuk pariwisata yang diharapkan berkontribusi nyata terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Namun hingga akhir tahun, sejumlah destinasi wisata yang dikelola Pemerintah Kota Surabaya dinilai belum menunjukkan kinerja yang sebanding dengan besarnya aset yang dimiliki.
Surabaya sesungguhnya tidak kekurangan potensi wisata. Beragam destinasi yang dimiliki kota ini telah lama menjadi ruang rekreasi masyarakat.
Namun pengelolaannya dinilai masih berkutat pada pola administratif dan minim terobosan, sehingga belum mampu mendorong peningkatan kunjungan maupun pendapatan daerah secara signifikan.
Kondisi tersebut tercermin pada pengelolaan Kebun Binatang Surabaya (KBS). Sebagai ikon wisata kota dan aset strategis daerah, KBS hingga kini belum memiliki direktur utama definitif. Kekosongan kepemimpinan ini dinilai berdampak langsung pada arah pengelolaan dan pengambilan keputusan strategis.













