Pahlawan Ekonomi dan Pemberdayaan Kampung jadi Harapan Ekonomi Perkotaan Surabaya

oleh -47 Dilihat
oleh
pahlawan ekonomi/ilustrasi
Surabaya, cakrawalanews.co – Kota metropolitan memang tidak lepas dari sebuah pembangunan, keberadaan kota metropolitan merupakan sebuah magnet tersendiri bagi beberapa pihak mulai dari pencari kerja hingga investor. Sebuah tatanan kota yang bagus mampu mengatasi dan meminimalisir sebuah dampak dari adanya pengaruh kota metropolis. Negara indonesia tengah berupaya untuk mengatasi hal tersebut, khususnya Kota Surabaya yang menjadi barometer perekonomian regional maupun nasional tengah berupaya mengatasi dampak perkembangan kota. Mulai dari masalah kependudukan, ekonomi dan lain-lain. Hal tersebut bukan hanya menjadi masalah satu negara saja namun negara-negara lain juga mengalami masalah tersebut, gagasan akan adanya diskusi mengenai pemecahan masalah tersebut telah digalakan melalui UN Habitat.

Sebagai pintu masuk arus perdagangan di Indonesia timur, menjadikan kota Surabaya sebagai kota yang memiiki geliat ekonomi yang menjanjikan. Banyak investasi baik dari skala lokal maupun mancanegara mulai mengincar kota yang memiliki luas sekitar 333,063 km² tersebut.

Terbaru, tawaran investasi dilakukan oleh investor dari Negara Jerman saat berkunjung ke Surabaya pada pertengahan bulan Mei lalu, dimana kedatangan Wakil Menteri Ekonomi dan Energi Republik Federasi Jerman, Uwe Beckmeyer bersama beberapa delegasi bisnis dan pengusaha negara Jerman menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Jumat (20/5) lalu.

Dimana dalam pertemuan tersebut, salah satu pembahasannya yakni membangun peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) industri, khususnya pada pendidikan vokasi di Surabaya, energi yang berkelanjutan, infrastruktur, dan industri perkapalan di Surabaya.

Kondisi tersebut semakin membuktikan bahwa, kota yang memiliki penduduk sekitar 2.981.496 jiwa (red: data tanggal 18 juli 2016) memang menjadi kota niaga yang cukup diidam-idamkan oleh kalangan investor.

Namun, disisi lain potensi ekonomi yang cukup menjanjikan tersebut belum bisa secara langsung berdampak postif bagi peningkatan perekonomian para warga kota Surabaya. Bahkan, jika tidak dikelola dan ditata dengan baik maka, potensi tersebut bukan menjadi angin segar bagi warga Surabaya melainkan menjadi sebuah masalah yang pelik bagi penduduk kota Surabaya.

Bukan tidak mungkin, bahwa warga surabaya bukan malah menjadi tuan dirumah sendiri melainkan menjadi pelayan dirumah sendiri. Hal inilah yang harus menjadi kewaspadaan pemerintah sebagai legulator investasi.

Dalam sebuah peryataan diacara launching Pahlawan Ekonomi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, menyampaikan bahwa  “Penjajahan masa kini adalah penjajahan melalui faktor ekonomi. Kota ini milik warga Surabaya, dan jangan sampai kita terusir di Kota sendiri, apalagi kita telah memasuki masa Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Tidak ada yang tidak mungkin, semua mungkin kalau mau,” tegas wali kota yang akrab disapa Risma (7/5) lalu.

Selain itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi fokus utama Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam penyusunan rencana kerja pembangunan daerah tahun 2017.

Langkah antisipasipun tengah dilakukan oleh Pemkot Surabaya, dengan mulai melakukan pengembangan potensi keberadaan kampung-kampung yang menjadi karakteristik lingkungan sosial di Kota Surabaya.

Pengembagan potensi keberadaan kampung tersebut diupayakan oleh Pemkot Surabaya dengan, melakukan penguatan perekonomian yang tersusun secara berantai sehingga, warga mampu mengambil peran dalam alur investasi ekonomi di kota Pahlawan.

Salah satu penguatan dan pengembangan ekonomi lokal yang dilakukan oleh Pemkot Surabaya antara lain ; (1) Adanya Pahlawan Ekonomi yang merupakan pemberdayaan kaum perempuan di kota Surabaya sebagai penunjang perekonomian melalui berbagai macam kegiatan keterampilan sehingga mampu memberikan kontribusi kepada penghasilan keluarga.

Pahlawan Ekonomi ini rupanya mampu memberikan kesempatan dan peluang untuk kehidupan yang layak melalui peningkatan pendapatan keluarga, dimana selama ini penghasilan hanya bersumber dari suami kini para ibu-ibu rumah tangga mampu memberikan kontribusi bagi penghasilan keluarga.

(2) Pegembangan Kampung-Kampung Ekonomi, semisal yang telah ada yakni Kampung Lontong, Kampung Nelayan, Kampung Wisata, Kampung Sepatu, Kampung Batik. Adanya budaya kampung di Surabaya rupanya masih memiliki potensi yang mampu dikembangkan sebagai upaya peningkatan ekonomi lokal.

Upaya tak hanya berhenti disitu pengembangan sarana juga dilakukan oleh Pemkot Surabaya, mulai dari sentra perdagangan yang bisa digunakan oleh warga untuk mengembangan pekerjaan disektor informal semisal kerajinan kerang dikampung nelayan dan kerajinan sepatu di kampung sepatu Eks-Lokalisasi Dolly.

Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kota Surabaya, Joestamadji Rabu (4/5) lalu mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk optimalisasi fungsi Sentra Ikan Bulak. Hingga awal Mei, sudah ada 158 pedagang yang menempati stan-stan di bangunan megah yang berlokasi di pesisir Pantai Utara diwilayah pantai Kenjeran.

selain itu pembangunan sentra PKL dan pasar tradisioanal pun dilakukan dibeberapa tempat untuk meningkatkan perekonomian lokal, meskipun tak semua berhasil lantaran ditengarai pembangunannya masih belum banyak menggunakan kajian sosial sehingga, masih ada sentra PKL dan pasar tradisional yang mangkrak dan sepi peminat.

Peningkatan taraf kehidupan lainnya, adalah pemkot Surabaya telah melakukan beberapa program peningkatan ekonomi dikalangan anak usia remaja. melalui program kerjasama bea siswa Pemkot menggandeng salah satu anak Perusahaan BUMN yakni PT Garuda Indonesia untuk menjadi teknisi di dunia penerbangan. selain itu untuk anak-anak yang dulunya menjadi pengamen jalanan kini di berdayakan oleh Pemkot untuk menjadi pemain musik di sentra PKL yang telah dibangun oleh pemkot sehingga cenderung layak dan dijamin keamanannya dalam hukum. (m nafan hadi)