Antisipasi Era MEA Pejabat Pemkot Dilatih Bahasa Inggris

oleh -77 Dilihat
oleh
Pemkot memberikan pelatihan bahasa Inggris bagi para pejabatnya

Surabaya, cakrawalanews.co –

-How are you?

-I’m verry busy today. I came late to my office because there was something to do. We have  problem in one of Surabaya Sub-district.

Begitulah percakapan antara pengajar kursus bahasa Inggris dengan Kabag Pemerintahan dan Otonomi Daerah Pemkot Surabaya Eddy Christijanto. Eddy belum terlalu lancar mengucapkan kalimat dalam bahasa Inggris, namun mantan Camat Genteng tersebut terlihat cukup pede. Eddy bahkan mencoba terlibat percakapan aktif dengan tenaga pengajar.

Di ruangan lain, Kepala Bapemas KB Surabaya Nanis Chairani saling lempar pertanyaan dengan Direktur RSUD Bhakti Dharma Husada (BDH) Maya Syahria Saleh. Sebelumnya, mereka mendapat materi tentang angka/bilangan, waktu, penanggalan, dan harga dalam bahasa Inggris. Setelah mendapat materi dari pengajar, Nanis dan Maya diminta membuat pertanyaan dalam bahasa Indonesia. Pertanyaan tersebut masih ada hubungannya dengan materi angka yang telah diajarkan. Sementara, yang lain bertugas menterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Tentu saja, momen tersebut dimanfaatkan Nanis dan Maya untuk saling melempar pertanyaan sulit. Namun demikian, suasana pelatihan berjalan penuh canda, jauh dari kesan tegang dan formal.

Sejak awal September, para pejabat di lingkup Pemkot Surabaya, mulai dari level asisten, kepala dinas, kepala bagian, hingga para camat memang punya rutinitas baru. Mereka diwajibkan mengikuti pelatihan bahasa Inggris setelah jam kerja. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Surat Perintah Sekretaris Daerah Kota Surabaya bernomor 810/4586/436.7.6/2015.

Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Mia Santi Dewi menuturkan, sebanyak 73 kepala SKPD mendapat porsi pelatihan bahasa Inggris dua kali dalam seminggu. Mereka dibagi ke dalam grup kecil tak lebih dari sepuluh orang agar program tersebut berjalan efektif. “Setiap hari ada tiga sampai empat kelas. Setiap sesi berlangsung selama 90 menit. Yakni mulai pukul 18.00-19.15,” ujarnya.

Berbeda dengan kursus formal, pelatihan bahasa Inggris khusus pejabat pemkot lebih menekankan pada sisi percakapan praktis. Harapannya, para pejabat bisa lebih aktif dan percaya diri menggunakan bahasa Inggris. Sebab, menurut Mia, kunci penguasaan bahasa asing adalah mempraktikan bahasa tersebut secara rutin dan konsisten. “Intinya tidak boleh malu mencoba mengucapkan bahasa Inggris,” terangnya.

Sedangkan tenaga pengajar merupakan relawan (volunteer) yang biasa mengajar di rumah bahasa. Dengan begitu, kegiatan pelatihan ini tidak membutuhkan alokasi khusus dari APBD.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya Chandra Oratmangun merasa sangat terbantu dengan adanya kursus bahasa Inggris ini. Menurut Chandra, dirinya tidak malu mempraktikan bahasa Inggris karena pesertanya adalah rekan-rekannya sendiri sesama kepala dinas.

Pejabat perempuan kelahiran Ambon ini mengaku memahami bahasa Inggris secara pasif. “Sebenarnya saya ngerti kalau diajak ngomong bahasa Inggris. Tapi, ketika mau menanggapi itu yang masih sulit. Mungkin perlu diasah dan digunakan lebih sering agar terbiasa,” kata Chandra saat dijumpai setelah kursus.

Terlepas dari itu, langkah pemkot memfasilitasi para pejabatnya dengan pelatihan bahasa Inggris bertujuan untuk mengantisipasi era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Pasalnya, MEA yang mulai berlaku sejak Januari 2015 diprediksi tidak hanya menyangkut bidang ekonomi saja. Di samping peningkatan hubungan business to business (B to B), MEA tampaknya juga merembet ke sektor hubungan antar pemerintah. Hal itulah yang kini diantisipasi oleh pemkot. Ke depan, tidak menutup kemungkinan kunjungan ke dinas-dinas pemkot dari luar negeri kian banyak.(mnhadi/cn01)