Surabaya, cakrawalanews.co – Penyanyi legendaris Ida Laila meninggal di RSUD dr. Soedono Madiun pada Kamis (2/9) tepatnya pada pukul 02.00 WIB. Nama Ida Laila sangat populer di kancah dunia musik pada tahun 1960 hingga 1980-an.
Putra sulung Ida Laila, Agung Moerijanto (55) mengungkapkan, sang bunda meninggal lantaran penyakit komplikasi yang dideritanya.
“Penyakitnya ada diabetes, kolesterol, asam urat, akhir-akhir diketahui ada darah tinggi juga. Sempat stroke, tapi kalau lumpuh total enggak. Beliau bisa jalan tapi pelan,” ujar Agung ditemui di rumah duka, Jalan Kanser nomor 2, Ploso, Tambaksari, Surabaya, Kamis (12/9).
Ida Laila dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Rangkah, Surabaya. Agung menjabarkan, sang bunda menderita sakit komplikasi sejak enam tahun terakhir. Semula, Ida Laila tinggal di Surabaya bersama Agung. Namun, satu tahun terakhir, sang ibunda dirawat anaknya yang ketiga di Madiun.
“Kalau sakitnya sudah enam tahun sakitnya. Tapi sebelas bulan terakhir ini beliau dirawat sama adik saya yang nomor tiga di Madiun. Sampai mengembuskan nafas terakhir di Madiun,” ujar Agung.
Agung melanjutkan, ibu dari lima anak tersebut bisa saja dimakamkan di Madiun. Namun, satu tahun sebelum meninggal, yang bersangkutan sempat memberi wasiat, agar dimakamkan di TPU Rangkah Surabaya, tepatnya di samping makam anak yang nomor empat.
“Karena beliau minta dimakamkan disandingkan sama anak yang nomor empat. Itu amanah jadi mau gak mau saya harus melaksanakan. Permintaannya sudah sekitar satu tahun lalu,” kata Agung.
Sementara Ida Laila adalah seorang pedangdut yang lahir di Surabaya, 75 tahun lalu. Ia meraih popularitas lewat lagu-lagu Melayu dan dangdut, mendapatkan era keemasan pada 1960 dan 1970-an. Beberapa lagu hitnya yakni Keagungan Tuhan, juga Sepiring Berdua.
Ida Laila diketahui pernah membawakan lagu Siksa Kubur pada tahun 1960-an, sebelum dipopulerkan ulang oleh Rita Sugiarto serta OM PSP atau Orkes Melayu Pancaran Sinar Petromaks. Ida disebut kerap menyanyikan lagu dengan lirik yang bercerita tentang patah hati dan penderitaan cinta lainnya.
Tak banyak diskografi Ida Laila yang tercatat pasti, namun sebagai pedangdut, ia sering tampil bersama berbagai OM atau Orkes Melayu, termasuk OM Sonata yang mana dirinya sempat membuat beberapa album. Bersama OM Awara, Ida memiliki setidaknya 18 album dalam bentuk piringan hitam, sementara bersama OM Sinar Mutiara, ia melahirkan tujuh album.
Pedangdut tersebut juga pernah berkolaborasi dengan Mus Mulyadi dan Ikke Nurjanah. Ikke pun mengunggah video lama yang menampilkan ia mendiskusikan pengaruh Ida Laila terhadap dirinya pada Kamis (12/9) siang.
“Selamat jalan Ibu Hj Ida Laila… Selamat jalan Ibu Hj Ida Laila, Bunga Dahlia-ku,” tulis Ikke Nurjanah seraya menyertakan emoji tangan tertangkup dan hati warna merah.
Pernikahan membuat Ida Laila tak seaktif dahulu dalam bernyanyi. Berdomisili di Jawa Timur, ia diketahui lebih banyak memberikan ceramah agama. Kesehatan Ida Laila diketahui menurun dalam beberapa tahun terakhir. Ia mengidap sejumlah penyakit yang membuatnya hanya bisa berbaring di tempat tidur, atau duduk di atas kursi roda.
Berikut beberapa daftar lagu yang sempat dilahirkan oleh sang penyanyi dangdut legendaris, Ida Laila.
– Siksa Kubur (1960)
– Berkasih Mesra (1964)
– Keagungan Tuhan (1965)
– Perintah Ilahi (1967)
– Siksa Kubur (1976)
– lagu nostalgia 1997
– Syi’iran Wali dan Eling-eling
– Album Pergi Tanpa Pesan bersama Mus Mulyadi
– Album 12 lagu dangdut Bersantai Ria
– Album Ojo lali Mas pop jawa
– Album Ida Laila Berkelana
– Album Ida Laila 20 Tembang Kenangan
(wan/bs)