Surabaya, cakrawalanews.co – Penanganan terhadap endapan lumpur disaluran yang menjadi salah satu penyebab utama terjadinya banjir dikota Surabaya.
Ketua Komisi C DPRD Kota Surabaya, Baktiono mengatakan perawatan saluran dan gorong-gorong di Surabaya yang masih menggunakan cara konvensional.
“Tiap kecamatan ada 15 tenaga perawatan. Sekarang bandingkan dengan jumlah saluran dan gorong-gorong yang panjangnya ratusan ribu kilometer di Surabaya. Sepertinya tenaga yang disediakan tidak ideal,” jelasnya pada Rabu (15/12/2021).
Baktiono menambahkan, perawatan saluran dan gorong-gorong untuk membersihkan sampah dan endapan lumpur, perlu dilakukan dengan cara moderen.
“Pembersihan bisa menggunakan alat moderen yang bisa menyedot lumpur dan endapan, tinggal dinaikkan ke bak truk,” ungkapnya.
Cara ini menurut Baktiono lebih effisien karena tidak merusak jalan atau trotoar, sehingga mengganggu aktifitas pemakai jalan.
Selain itu mengurangi resiko terhadap keselamatan para petugas kebersihan. “Bayangkan saja mereka ini masuk ke dalam saluran yang panjang, dengan kadar oksigen yang tidak maksimal,” jelasnya.
Baktiono kembali menjelaskan rencananya ini akan dibahas Komisi C beserta dinas terkait dan para ahli. “Kalau direalisasikan kita akan bahas bersama termasuk dengan para ahli,” terangnya.
Baktiono juga mencermati keberadaan pompa dan pintu air yang selama ini menjadi andalan Pemkot Surabaya untuk mengantisipasi banjir.
“Jumlah pompa air di Surabaya 200 unit lebih. Kalau perlu ditambah ya perlu dikampung-kampung,” pungkasnya.(hadi)