Surabaya, cakrawalanews.co – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mendapat kenaikan anggaran cukup tinggi pada perubahan anggaran keuangan (PAK) APBD Surabaya 2021. Total kenaikannya mencapai Rp. 277,063 miliar, dari anggaran semula Rp. 950,698 miliar menjadi Rp1,227 triliun.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, yang secara khusus mewanti-wanti agar belanja anggaran tersebut tepat sasaran, tepat waktu dan tidak ada kebocoran.
“Salah satu anggaran untuk dinas yang paling besar adalah Dinkes Surabaya. Itu artinya, komitmen Wali Kota Surabaya Pak Eri Cahyadi untuk memberikan layanan kesehatan kepada warganya sangat bagus,” ujar Khusnul, pada Rabu (22/9).
Menurut Khusnul, penambahan anggaran yang mencapai ratusan miliar itu digunakan untuk insentif tenaga kesehatan (nakes) sebanyak 2.832 orang. Rinciannya nakes PNS sebanyak 1.098 orang dan nakes non PNS sebanyak 1.734 orang, dengan jumlah nominal sebanyak Rp28,672 miliar.
Penambahan lainnya adalah untuk pembayaran premi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan sebanyak 1.022.588 jiwa.
“Data tersebut telah disinkronisasi dengan BPJS,” jelas Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini.
Jumlah premi yang harus dibayar, dari semula mencapai Rp265,741 miliar bertambah menjadi Rp156,622 miliar. Sehingga pemkot akan membayar premi BPJS Kesehatan sebesar Rp422,363 miliar.
“Jumlah ini, sepengetahuan saya yang terbesar di Indonensia dibayarkan oleh pemda kepada BPJS,” ujar Khusnul.
Selain menerima PAK APBD 2021 yang cukup tinggi, pendapatan Dinkes Surabaya naik sebesar Rp27 miliar. Sehingga pendapatan dinkes yang sebelumnya Rp116,281 miliar menjadi Rp143,355 miliar. Pendapatan didapatkan dari dana kapitasi JKN (Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama).
Dengan meningkatnya anggaran kesehatan ini, Khusnul berharap, mampu menjawab kebutuhan masyarakat akan pemenuhan layanan kesehatan bagi warga Kota Surabaya. Selain itu juga bisa menjadi pelecut dinkes agar mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik bagi warga.
“Selain itu juga menjadi penguat untuk kesiapsiagaan dalam menanggulangi atau pengendalian pandemi Covid-19 diwaktu yang akan datang. Kita tidak tahu, kapan pandemi ini berakhir. Bahkan ada prediksi ada lonjakan gelombang ketiga. Menjawab itu, pemkot sudah siap dengan tingginya alokasi anggaran kesehatannya,” pungkasnya.
Sementara itu anggota Komisi D Herlina Harsono Nyoto berharap anggaran untuk kegiatan masyarakat di kembalikan.
“Seperti lomba tanaman toga nasional, lomba untuk anak berkebutuhan khusus, lomba kesehatan lingkungann. Itu perlu dikembalikan lagi. Anggarannya Rp 500 juta,” terangnya.
Herlina mengapresiasi kinerja Pemkot Surabaya khususnya Dinas Kesehatan dalam menanggulangi penularan Covid-19.
“Kita sekarang di level 1, dan saya opotimis dalam 1 bulan kedepan sudah zona hijau. Karenanya kegiatan kegiatan dimasyarakat perlu di adakan kembali. Dengan prokes ketat tentunya,” pungkas Herlina.(hadi)