Surabaya, cakrawalapost.com – Sejumlah lokasi pembangunan sentra kuliner di Surabaya dinilai tidak stategis. Hal itu diungkapkan pengamat perkotaan sekaligus tenaga ahli Pansus Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Surabaya Maztri Indrawanto.
“Banyak sentra kuliner sepi pengunjung karena penempatan lokasi pembangunan gedung kurang strategis,” ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Senin (16/4/2018).
Ada sekitar 40 lokasi sentra kuliner di Kota Pahlawan yang sepi pengunjung. Sepinya lokasi sentra kuliner yang menampung para pedagang kaki lima (PKL) ini, kata dia, tidak lain karena kurangnya perhitungan proses penataan PKL dalam menarik minat pembeli, seperti halnya dalam penempatan lokasi pembangunan gedung.
Ia mencontohkan sentra kuliner kawasan religi Sunan Ampel yang nampak amburadul dan hampir tidak ada sarana penunjang untuk kebutuhan pedagang, seperti tempat bak sampah, wastafel dan juga toilet.
“Kondisi ini memicu sepinya minat pengunjung untuk membeli makanan dan minuman,” katanya.
Perwakilan Paguyuban Pedagang Sentra Kuliner Sunan Ampel Nasir, mengamini hal tersebut. Nasir mengatakan sejak berdiri 2013, kondisi Sentra Kuliner Sunan Ampel yang diketahui terpanjang di antara sentra kuliner milik pemkot lainnya tidak pernah ramai.
“Ada sekitar 140 pedagang di sentra kuliner ini, namun kebanyakan merugi,” katanya.
Menurutnya, sejak dibangun, sentra kuliner ini hampir tidak ada sentuhan Pemkot Surabaya untuk turut membantu mengembangkan dan mengelola sentra kuliner ini.
“Kami berharap ada upaya dari pemkot agar sentra kuliner ini menjadi ramai dan kami tidak merugi,” ujarnya. (ant)