Surabaya, Cakrawalanews.co – Mahasiswa ITS berhasil membawa pulang penghargaan tertinggi, Tertiary Level, pada Green Wave Environmental Care Competition 2017 pada Jumat (17/3). Pasalnya, dalam lomba tersebut, mereka berhasil meningkatkan kekuatan batako dengan mencampurkan kerang dalam adonan semen.
Shredder and Processing Waste Seashells (SeProws) merupakan sebuah prototype yang dapat menghancurkan kerang, lalu memprosesnya menjadi batako untuk bahan bangunan. Kekuatan batako hasil SeProws ini diperkirakan lima persen lebih kuat dari pada batako yang dijual di pasaran.
Nourma Syahnasa Dian Islami, Ericza Damaranda Sugita dan Olga Putri Sholiha sebagai Tim SeProws mengaku mengolah kerang menjadi batako karena sampah kerang masih banyak dipinggiran pantai. Selain itu, mereka prihatin karena kerajinan yang berasal dari kerang mulai sepi peminat.
Atas dasar peduli lingkungan, Nourma pun berusaha membuat SeProws. Ia dan rekannya berinovasi untuk mengurangi jumlah sampah kerang dengan menjadikannya bahan baku pembuatan batako.
Nourma menjelaskan, kerja SeProws bermula ketika kerang – kerang yang telah terkumpul diletakkan di Hammer Mill. Kemudian, kerang dihancurkan lalu menjadi halus, dan berbaur dengan adonan semen. Adonan semen yang digunakan merupakan campuran semen, pasir, air, dan pengeras batako. Adonan tersebut dijadikan satu pada cement mixer. Mixer bertugas untuk mencampur seluruh bahan antara kerang dan semen.
Setelah itu, campuran dinaikkan menggunakan konveyor untuk diletakkan pada Brick Molding. Setelah campuran merata, adonan dicetak untuk menjadi batako. “Dengan menggunakan mesin ini, kami dapat menghemat jumlah pekerjanya,” terang Nourma.
Selain itu, SeProws dapat menghemat jumlah penggunaan semen. Dengan demikian, produksi batako yang dihasilkan lebih banyak dari sebelumnya. Berkat tersebut, ia berhasil mengantarkan Indonesia mendapatkan penghargaan tertinggi dalam acara Sembcorp Marine di Singapura.