Surabaya, cakrawalanews.co – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Timur menggelar Business Meeting antara Buyer dari Tawau Sabah Maysia dengan pelaku Usaha Jawa Timur di Gedung Dekranasda Jatim di Surabaya, Senin (22/7).
Acara ini diharapkan dapat bermanfaaat demi mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Kegiatan ini bertujuan menjembatani para pengusaha dari Malaysia untuk mengenal produk-produk milik pengusaha Jawa Timur serta mempermudah jalan bagi para pengusaha Malaysia untuk melakukan kerja sama (investasi). Even ini dihadiri oleh 24 pengusaha dari Tawau dan 30 pengusaha dari Jawa Timur.
Selain dihadiri oleh para pengusaha Malaysia dan Jawa Timur, even ini juga dihadiri oleh Perwakilan Dinas Perdagangan Tawau, Perwakilan perdagangan Belanda, serta Perwakilan dari Bank Jatim.
Kadisperindag Jawa Timur, Drajat Irawan dalam sambutanya yang dicacakan oleh Kepada Bidang Perdagangan Internasional, Desak Nyoman Siksiawati mengatakan, Jawa Timur memiliki potensi cukup besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesa. Mulai dari potensi budaya dampai dengan kekayaan alam.
Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan pada tahun sebesar 5,50 persen dengan produk Domistik Regional Bruto (PDRB) sebesar Rp 2.199,78 triliun. “Besaran pertumbuh ini menunjukan bahwa Jawa Timur salah satu tulang punggung perekonomian nasional,” ujar Desak.
Struktur PDRB tersebut bertumpu pada tiga hal sektor untama yaitu sektor industri pengolahan menjadi sektor yang paling dominan dengan kontribusi 29,53 persen. Selanjutnta sektor perdagangan dengan kontribusi 17,57 persen dan berikutnya sektor pertanian dengan kontribusi 17,97 persen.
Berdasarkan kinerja perekonomian, Provinsi Jawa Timur telah bergeser menjadi Provinsi industri yang inklusif, dimana sektor pertanian, industri dan perdagangan saling bersinergi.
Sementara ekspor nonmigas Jawa Timur pada periode Mei 2019 sebesar 1,8 miliar dollar AS. Apabila dibandingkan dengan dengan periode April 2019 sebesa Rp 1,5 muliar dollar AS, maka realisasi ekspor non migas tersebut mengalami peningkatan 1,30 persen peningkatan tersebut disebabkan adanya kenaikan ekspor nonmigas sebesar 1,72 miliar dollar AS atau naik 16,59 persen.
Desak menuturkan bahwa Pada Mei 2019, kenaikan nilai ekspor Jatim yang tertinggi ialah ke negara tujuan Tiongkok naik sebesar 38,74 persen, disusul oleh kenaikan ekspor ke negara tujuan Amerika Serikat naik sebesar 14,70 persen, nilai ekspor ke Jepang naik 14,24 persen.. “Selain itu, ekspor Jawa Timur ke Malaysia memiliki peranan sebesar 5,66 persen,” lanjutnya.
Dengan dibentuknya even ini, dapat memudahkan pengusaha Jawa Timur untuk meluaskan peredaran produknya keranah pasar internasional serta dapat memberikan kemudahan bagi pengusaha luar negeri, khususnya Malaysia, untuk mencari bahan baku produksi. Adanya kesamaan selera diantara Indonesia dan Malaysia mengenai produk-produk makanan dan minuman merupakan faktor yang mempengaruhi minat pengusaha Tawau, Sabah, Malaysia untuk membentuk kerja sama dengan pengusaha Jawa Timur.
Tak hanya itu, Kabid Perdaganagn Internasional, menaruh harapan terhadap pelaksanaan even ini. Karena even ini dapat membantu UMKM Jatim untuk meningkatkan orientasi ekspor.
Ekspor adalah kegiatan yang memfokuskan kegiatan ekonomi, namun, orientasi ekspor tidak hanya terfokus pada upaya Pemprov terhadap sektor ekspor UMKM. Orientasi ekpor dapat diartikan sebagai tantangan bagi UMKM untuk bersaing dengan produk impor sehingga dapat memacu UMKM untuk meningkatkan kualitas produk mereka agar kualitas produk UMKM dapat bersaing di pasar internasional. (wan/jnr/ryo/lai/p)