Probolinggo,cakrawalapost.com- Sejak pagi hingga dimulai pukul 13.00 lautan pasir di kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, tampak sangat ramai. Masyarakat Suku Tengger dan sekitarnya serta para wisatawan berduyun-duyun ke tengah lautan pasir antusias menyaksikan rangkaian kegiatan gelaran Eksotika Bromo 2018, Jumat (29/6) dari pukul 13.00 hingga lima sore.
Berbagai kesenian ditampilkan, musik Kereta Daul Lanceng Senopati asal Pamekasan Madura menjadi pembuka rangkaian acara, yang kemudian disusul penampilan tari Topeng Dongkrak Condro Budoyo asal Madiun. Selanjutnya ada pula penampilan tari Topeng Hudoq Dayak asal Kalimantan Timur, Reog Ponorogo, Musik Bale Ganjur Probolinggo, dan ditutup Sendratari Kidung Tengger debgan konsep kolosal dari Komunitas Jatiswara.
Berbagai penampilan tersebut pun langsung disambut gemuruh tepuk tangan dari para pengujung yang mengelilingi arena pertunjukan.
Perayaan budaya yang bertajuk EKSOTIKA BROMO 2018 dilakukan rangkaian upacara Yadnya Kasada tradisi budaya berupa upacara persembahan yang dilakukan di Kawah Gunung Bromo mulai pukul 00.00 wib sabtu (30/6)
Resepsi Yadnya Kasada di Pendopo Agung Desa Ngadisari Kecamatan Suka Pura Kabupaten Probolinggo di Pendopo Agung Desa Wonokitri Kecamatan Tosari Kabupaten Pasuruan.
Kemudian pukul 01.00 WIB diadakan pemberangkatan sesaji ongkek dan umat dari empat pintu masuk laut pasir Tengger, yakni Cemara Lawang – Probolinggo, Pakis Bincil – Pasuruan, Jemplang – Malang, Puncak Sangalikur, Jantur – Lumajang.
tepat pada pukul 03.00 WIB Puncak karya Yadnya Kasada di Utama Mandala Pura Luhur Poten Bromo, puja stuti dukun pandita Tengger, pembacaan sejarah kasada oleh lurah dukun, mulunen/Dhiksa Widhi, melarung sesaji ongkek ke kawah Gunung Bromo, dukun pandita Tengger melayani umat, pujan kasada. Yadnya Kasada sendiri berhubungan erat dengan legenda Rara Anteng terdiri atas beragam rangkaian acara.
“Ada banyak pengalaman baru yang bisa digali ,” ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo, Bambang S, di Probolinggo, 20 Juni lalu, seperti dikutip dari laman resmi Kementerian Pariwisata, kemarin.
Hal yang berbeda, wisatawan pun dapat menyaksikannya pelantikan Dukun. Dukun merupakan salah satu syarat untuk kelancaran acara. Pelantikan dukun menjadi ditunggu-tunggu. Sebab, dukun akan membacakan mantra-mantra yang menarik perhatian para penyuka budaya, setelah mendapat sejumlah ujian di Pura Luhur Poten saat Yadnya Kasada berlangsung.
“Selain itu, warga suku Tengger akan melakukan tradisi melempar sesaji ke Kawah Bromo,” kata merupakan bentuk rasa syukur atas hasil ternak dan pertanian yang melimpah,” kata Bambang.
Pj Bupati Probolinggo, Tjahjo Widodo mengatakan, eksotika Bromo disuguhkan dengan penampilan yang cukup bagus. “Ini merupakan bentuk pemikiran para seniman termasuk pelaku seni yang ada di daerah suku Tengger,” kata Tjahjo kepada wartawan seusai acara eksotika Bromo, Jumat (29/6/2018).
Tjahjo mengharapkan adanya eksotika Bromo ini bisa memberikan dampak positif kepada seluruh masyarakat yang ada di seluruh Nusantara atas kekayaan seni budaya yang di miliki. “Termasuk salah satunya seni budaya suku Tengger yang tetap eksis sampai saat ini,” jelas Tjahjo.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan Sidik Wijanarko mengungkapkan, Eksotika Bromo 2018 kali kedua digelar. Tahun lalu, event serupa juga diadakan bertepa tan dengan upacara Yadnya Kasada. Sidik menyatakan, ajang tersebut masih dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bromo.
“Baik itu kunjungan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara. Apalagi Bromo kan merupakan destinasi wisata internasional,” ujar Sidik saat menggelar konferensi pers di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jumat (29/6).
Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Kabupaten Probolinggo, Sidik menyebutkan, 90 persen kamar hotel sudah dipesan sejak jauh hari sebelumnya. “Selain karena ada ritual Yadnya Kasada, kegiatan Eksotika Bromo juga menjadi daya tarik,” ujar Sidik.
Koordinator gelaran Eksotika Bromo 2018 Heri Lentho Prasetyo mengatakan, pemanfaatan ruang publik Lautan Pasir Gunung Bromo pada event Eksotika Bromo 2018 diharapkan menjadi pendorong terciptanya jiwa inovatif.
Dia juga berharap terciptanya interaksi antarindividu maupun kelompok menjadi lebih semarak dalam wadah apresiasi dan sinergi.”Untuk itu kami mencoba reguler supaya kunci konsistensi pembangunan ekonomi kreatif melalui budaya dan kesenian terjaga,” ujar Heri.
Sementara Probo Samodro dari Probolinggo Tourism Community’ (PROTeC) mengaku adanya agenda EKSOTIKA BROMO 2018 tentu sangat mendongkrak minat kunjungan wisata ke bromo khususnya wisata domestik.
Disis lain tentu akan menambah wawasan dan kecintaan kepada salah satu budaya Majapahit yang ada masih lestari di Bromo dengan ragam agendanya termasuk salah satunya Yadnya Kasada. (kurniawan)
Yadya Kasada dibalut dalam “Eksotika Bromo 2018”
Leave a comment