Probolinggo, cakrawalapost.com – Selasa (5/6) pagi, Wali Kota Probolinggo Rukmini melakukan inspeksi mendadak (sidak) bahan pangan berupa daging sapi dan ayam di dua pasar besar, yakni Pasar Baru dan Pasar Wonoasih.
Hasilnya, didapati satu pedagang menjual daging sapi yang tidak layak konsumsi berdasarkan hasil tes. “Ditemukan ada satu pedagang di Pasar Baru yang tidak bagus kualitas dagingnya,” ujar Wali Kota Rukmini.
Temuan ini diketahui setelah uji cepat kualitas bahan asal hewan menggunakan reagen eber (uji kebusukan) dan pH Strip (uji kualitas daging).
Dalam kondisi normal, daging yang layak konsumsi sekitar pH 5,6-6. Nah, temuan di pasar, dagingnya mencapai pH di atas 7. “Ini (pH 7) sudah tidak baik dikonsumsi, dan pada saat dites mengeluarkan kabut meski belum ada gas-nya. Diperkirakan daging itu sudah tiga hari lalu. Dagingnya langsung kami ambil dan memberikan teguran pada pedagangnya,” imbuh Retno Wandansari, Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Probolinggo.
Dalam sidak itu, wali kota didampingi Sekda Bambang Agus, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Sukarning Yuliastuti, Kepala Dinas Satpol PP Sudiman serta tim dari Polres Probolinggo Kota dan instansi terkait lainnya.
Dimulai pukul 05.30, sidak dimulai di sejumlah pedagang daging sapi dan ayam di Pasar Baru. Kepada para pedagang yang disidak, Rukmini meminta mereka mengeluarkan daging sisa kemarin yang akan dijual untuk dilakukan tes.
Rukmini juga menegur pedagang yang menggunakan tas kresek hitam sebagai kemasan. Selanjutnya, menggantinya dengan tas kresek putih yang lebih aman untuk bahan pangan.
Di Pasar Baru, harga daging ayam potong per kilogram senilai Rp 38 ribu, sedangkan daging sapi Rp 110 ribu. “Semoga semua dagangannya laris, dapat duit yang banyak,” tutur Rukmini kepada para pedagang yang ia temui.
Rampung dari Pasar Baru, tim rombongan Wali Kota Rukmini bergeser ke Pasar Wonoasih. Disana pedagang daging sapi dan ayam tidak sebanyak di pasar yang sebelumnya disidak. Tidak butuh lama rombongan berada disana.
Tidak ditemukan bahan pangan daging bermasalah di pasar yang berada di wilayah selatan Kota Probolinggo ini. Hanya saja, harga daging ayam cenderung lebih murah dari Pasar Baru yaitu Rp 37 ribu per kilogram.
“Alhamdulillah secara keseluruhan, tidak ditemukan daging yang jelek ya. Untuk harga stabil hingga pertengahan Ramadan ini. Terkait pasokan daging sapi masih aman dan tidak perlu pasokan dari luar kota, kalau daging ayam masih dibutuhkan pasokan dari daerah lain,” ujar Rukmini.
Adanya satu pedagang yang menjual daging kurang baik, lanjut wali kota, ia mengimbau pada masyarakat agar lebih berhati-hati membeli daging. “Mudah-mudahan masyarakat bisa memilih kebutuhan daging yang baik. Waspada jika dagingnya kelihatan berubah warna dan tidak segar. Namun secara keseluruhan kualitas bahan asal hewan yang dijual di Kota Probolinggo layak diedarkan dan dikonsumsi,” tegas wali kota perempuan pertama di kota ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Sukarning Yuliastuti menuturkan, menjelang Idul Fitri tim kesehatan masyarakat veteriner secara rutin setiap bulan melakukan suveilan bahan asal hewan (daging dan telur) ke pasar untuk melakukan pembinaan, pemantauan dan pengawasan secara langsung.
“Karena kebutuhan akan bahan asal hewan tersebut meningkat dari biasanya. Oleh karena itu, diperlukan adanya sidak agar tidak terjadi penyimpangan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,” katanya.
Diketahui, daging sapi berasal dari pemotongan di Rumah Potong Hewan (RPH) sebanyak 1500 kg, dari luar Kota Probolinggo sebanyak 500 kg. Sedangkan daging ayam yang diperdagangkan sebanyak 5,5 ton yang berasal dari pemotongan di Kota Probolinggo. “Di Kota Probolinggo jumlah jagal sapinya ada 6, pedagangnya sekitar 15. Kalau pedagang ayam bisa lebih dari 50,” tambah Retno.(wan)