Surabaya, Cakrawala Post – Untuk mangatasi masalah stunting (Pertumbuhan badan tidak sesuai dengan rata-rata anak seusianya, red) diperlukan kerjasama dengan banyak.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 terdapat 100 kabupaten di Indonesia yang memiliki angka stunting cukup tinggi, dan 11 diantaranya ada di Jawa Timur yaitu Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Malang, Trenggalek, Nganjuk dan Lamongan.
Kepala Dinkes Jatim Kohar Hari Santoso mengatakan, berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017, prevalensi stunting di Jawa Timur turun signifikan dari lima tahun lalu sebesar 32,7 persen menjadi 26,7 persen. Angka ini sedikit lebih rendah dibanding angka nasional yaitu 27,5 persen namun demikian Jawa Timur masih dikatakan termasuk daerah yang bermasalah stunting karena masih diatas batasan 20 persen.
Menurutnya, mulai tahun 2018 upaya pencegahan stunting akan difokuskan di 11 kabupaten tersebut. Pemetaan stunting dilakukan melalui kegiatan Bulan Timbang yang dilakukan pada Februari dan Agustus. Sehingga momen pencanangan gerakan ‘Menjamin Ibu Hamil Cukup Gizi untuk 1000 Hari Pertama Kehidupan yang Berkualitas Agar Ibu Selamat, Bayi Sehat’ bisa disebut sebagai langkah awal untuk membentuk kebiasaan mengkonsumsi gizi seimbang. “Kita yakin dengan pemenuhan gizi seimbang masalah Stunting dapat diatasi,” ujarnya.
Perlu diketahui, Stunting atau pendek merupakan pertumbuhan tinggi badannya tidak sesuai rata-rata anak seusianya. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi hal ini mengakibatkan kegagalan pertumbuhan, kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah. Bahkan hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara stunting dengan kejadian degeneratif (jantung, hipertensi, diabetes, stroke). (Dna/Gus)