Surabaya, cakrawalapost.com – Debat Pilgub Jatim kedua yang diselenggarakan Selasa (8/5/2018) malam berlangsung seru. Kedua pasangan calon (Paslon)) baik Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak dan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Puti Guntur Soekarno saling menyanggah dan beradu argumen maupun programnya.
Pengamat politik dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA) Agus Mahfud Fauzi menilai kedua pasangan calon imbang. Menurutnya, keduanya mempunyai cara tersendiri dalam menjawab.
“Kalau saya lihat kedua paslon memperdalam terkait pembangunan ekonomi. Saling kritik antara keduanya. Banyak jawaban yang merupakan ekspresi visi misi keduanya dan ada perbedaan cara membangun,” kata Agus, seperti dikutip dari Detik, Selasa (8/5/2018).
Agus lantas mencontohkan, jawaban kedua paslon yang mempunyai cara berbeda dalam membangun serta masalah perekonomian. Seperti, cara mengatasi garam, antara satu dan dua berbeda dan ada juga listrik yang belum selesai. Satunya ingin menampilkan masyarakat untuk bisa perekonomiam dari kompos dan satunya dari kebijakan.
“Keduanya mempunyai cara pandang berbeda meski sama-sama ingin menghadirkan perekonomian yang bagus di Jatim. Saya melihatnya berimbang dengan cara berbeda,” jelasnya.
Menurutnya, kedua paslon menarik untuk membangun dialektika di Jatim.
“Ini tidak bisa dikatakan satu lebih baik atau nomor dua lebih baik karena cara pandangnya berbeda dan akan membangun dialektika di Jatim lebih bagus,” tukasnya.
Secara elektabilitas, lanjutnya, debat Pilgub Jatim sangat menentukan suara di masyarakat kelas atas dan generasi milenial.
“Kalau bicara elektabilitas, debat publik digunakan untuk masyarakat menengah ke atas. Masyarakat menegah ke bawah ini sebuah hiburan. Jadi menengah ke atas akan berpengaruh dan bagi generasi mileneal akan sangat penting bagi mereka karena mereka ingin sosok pemimpin yang menjawab tantangan generasi milenial,” simpulnya. (dtc)