Surabaya, cakrawalanews.co – Kementerian Sosial memberikan program pelatihan kepada masyarakat Papua. Program tersebut diwujudkan dengan menggandeng Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, dengan pelatihan membuat perahu.
“ Jadi awalnya mereka minta perahu, terus saya sampaikan okay, tetapi mereka harus belajar buat sendiri supaya, mereka mengerti atau bahkan bisa menjadikan tempat atau ruang untuk berusaha,” terang menteri Sosial Tri Rismaharini, kepada wartawan di fakultas Teknik Perkapalan ITS Surabaya, Jumat (10/06/2022).
Risma menjelaskan, bahwa awal mulanya ia mendapat permintaan perahu. “ Jadi, saya sampaikan itu mereka agak kaget. Setelah itu saya langsung ke ITS minta bantuan, saya jelaskan saat itu ada pak rektor,” sambung Risma.
Risma juga menyebut program tersebut tidak hanya menggandeng ITS saja, pihaknya juga menggandeng Universitas Cendrawasi, Papua.
“ Kemudian, kami saya hubungi universitas Cendrawasi (Uncen) dan ternyata Uncen juga siap untuk bekerjasama dan sekarang ini terwujud. Diperjalannya, ternyata kami banyak permintaan dari beberapa daerah yang awalnya hanya Mambramo, tetapi kemudian ada beberapa yang membutuhkan perahu ini,” lanjutnya.
Risma, juga mengatakan, ada permintaan dari beberapa daerah di Papua diantaranya, 27 unit unit kapal dari daerah Asmat, 12 dari daerah Yapen, dan daerah Sarmi 2, kemudian daerah Mambramo 10.
“ ini tadi saya minta 17 Agustus selesai. Tiga bulan mudah-mudah ini karena bagannya beda-beda mungkin bisa cepat prosesnya,” pinta Risma.
Selain Kapal, kata Risma, pihaknya juga memberikan beberapa training, diantaranya menjahit hingga pertanian. “ Kami juga memberi pelatihan. Jadi, kami akan ambil mama-mama dari atas gunung juga pantai kami training untuk menjahit. Ke depan kami juga ajari mereka bahan kainnya. Kami juga pikirkan untuk buat sutera di sana kemudian ditenun sehingga menjadi bahan, sehingga mereka nanti bisa mandiri,” urainya.
Berikutnya kata Risma, pihaknya akan memberikan training kepada anak-anak muda untuk pertanian. “ Kami sudah nanam, cuma kami ingin pertanian mereka lebih maksimal dengan pengetahuan. Ketiga kami akan training tentang pengolahan makanan. Jadi, nanti kami tanam pepaya dan macam-macam buah-buahan, nanti bisa diolah untuk makanan olahan. Nanti juga kalau hasil ikannya lebih banyak, kami akan ajari pengolahan ikan. Ada program yang banyak lagi, ada bengkel, pembuatan packaging, branding kami ajari. Nantinya mungkin kami juga dibeberapa tempat kami akan tanam bunga matahari unTuk membuat minyak goreng dari bunga matahari,” pungkasnya.
Sementara itu, salah satu dari tim pembuat perahu fiber, Yohannes mengatakan, pihaknya bersama teman-teman mengucapkan terima kasih atas program menteri Sosial. Dimana untuk kabupaten kepulauan Yapen sampai saat ini belum ada pembuatan perahu fiber.
“ Kabupaten kepulauan Yapen masih dalam sistem manual, tetapi kami banyak terima kasih kepada mama menteri yang telah memprogramkam kami, sehingga kami ada di ITS ini kami sangat bersyukur. Kami disini didampingi para dosen dan para mahasiswa yang telah melatih kami walaupun waktunya singkay bagi kami, tetapi kami mampu menyelesaikan perahu fiber itu menandakan kami punya tekad besar,” katanya.
Kemudian, kata Yohanes, ia akan meneruskan kepada adik-adik untuk merangkul mereka agar ikut dilatih bersama-sama menciptakan lapangan kerja bagi mereka terutama pembuatan perahu fiber.
“ Agar ke depan mereka bisa mandiri dan kami seemua bisa menghidupi keluarga kami, bahkan anak-anak kami. Kami kembali kesana mungkin koordinasi dengan teman-teman yang punya lahan karena saudara-saudara kami punya lahan yang dimiliki di sana. Jadi, mungkin kami buka lapangan kerja di sana dengan bahan yang kami siapkan di lahan yang kami buka untuk memperluas lahan kerja di kabupaten kepulauan yapen. Karena baru pertama kali dilatih di sini dengan peralatan yang sudah ada di sini. Itu yang kami harapkan setelah kami kembali pada hari minggu,” pungkasnya.(hadi)