Pada Hari Ulang Tahun (HUT) Jatim ke-70, Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo memberi kado istimewa kepada masyarakat, khususnya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Kado tersebut adalah stimulus bantuan permodalan sebesar Rp. 400 miliar melalui APBD pada 2016 mendatang.
Hal itu diungkapkan Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim saat membuka secara resmi rangkaian acara Peringatan Hari Jadi ke-70 Provinsi Jatim yang mengangkat tema “Ayo Kerja Perkuat Jawa Timur sebagai Provinsi Industri Berbasis UMKM” di Halaman Kantor Gubernur Jatim, Jl. Pahlawan 110 Surabaya, Jumat (2/10).
Pakde Karwo mengatakan, sesuai dengan tema yang diangkat, untuk menjadikan Jatim sebagai provinsi industri, tentu dibutuhkan UMKM yang kuat. Salah satu caranya, UMKM harus memiliki atau memperbarui mesin yang canggih agar produktivitasnya meningkat dan lebih efisien.
“Namun itu tidak mungkin diwujudkan, pasalnya, 92 persen tenaga kerja di Jatim bekerja pada sektor UMKM, karena itu, yang bisa kita rubah bukan mesinnya, tapi kita berikan “uang murah” atau stimulus agar biaya produksinya dapat ditekan, sehingga UMKM kita bisa menjual produk yang bagus tapi lebih murah dari daerah lain, cara ini akan membuat UMKM kita menang didalam pertarungan pada MEA 2016 mendatang” katanya.
Stimulus bagi UMKM merupakan solusi dari Pakde Karwo untuk menghadapi situasi ekonomi yang sedang lesu saat ini akibat terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika. Imbas dari lesunya ekonomi saat ini dikhawatirkan membuat banyak pengusaha terpaksa melakukan efisiensi alias Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Pakde menuturkan, skema pemberian stimulus tersebut adalah Pemprov menganggarkan APBD Rp. 400 miliar untuk disalurkan kepada Bank Jatim dengan bunga 2 persen per tahun, kemudian Bank Jatim berperan menjadi APEX Bank untuk BPR di Jatim dengan suku bunga kredit efektif sebesar 5 persen per tahun, lalu BPR diperkenankan menyalurkan dana kepada UMKM dengan suku bunga maksimal 10 persen per tahun.
Dengan begitu, diharapkan makin banyak UMKM yang bisa mengakses modal dengan bunga yang murah. Pasalnya, sektor UMKM mendapat ketidakadilan jika ingin mendapatkan modal dari bank, suku bunga yang dibebankan kepada UMKM lebih besar daripada bunga yang dibebankan kepada perusahaan besar.
“Jadi, saya minta tolong kepada bupati dan walikota, tolong sampai akhir tahun ini, bentuklah BPR, karena nanti akan mendapat lending kredit bersama BPR yg murah. Hanya 5 persen ke BPR sampeyan, dan 10 persen kepada UMKM kita. Karena bank umum bunganya tinggi, yakni 19,2 persen” ujarnya.
Selain itu, tujuan digelontorkannya stimulus tersebut adalah untuk shifting paradigm atau merubah paradigma masyarakat agar memiliki jiwa entrepreneur. “Ini mendidik masyarakat agar berubah pola pikirnya, tidak njagakne bantuan pemerintah, tapi menjadi entrepreneur. Karena di MEA, kita harus bertarung untuk menjadi pemenang” lanjutnya.
Pakde optimis, dengan stimulus ini bisa menggerakkan sebagian petani yang masih menganggur, terutama yang berusia muda untuk bergerak ke sektor UMKM. Kemudian, untuk menggantikan petani yang memotong padi, dapat menggunakan alat combine harvester yang bisa meningkatkan produksi atau efisiensi panen padi mencapai 10 persen.
“Saya yakin masyarakat Jatim adalah petarung hebat, sekarang sudah dibuktikan, 20,6 persen pasar dalam negeri dikuasai Jatim, saya optimis pada 2019 kita bisa menguasai 25 persen pasar dalam negeri. Jika itu bisa diwujudkan, maka ada pergeseran 35 persen petani bergerak menjadi tenaga-tenaga produktif di sektor UMKM” ujarnya.
Pembukaan rangkaian acara HUT Provinsi Jatim ke-70 diawali dengan pertandingan bola voli antara tim Gubernur Jatim melawan tim Bupati/Walikota di wilayah Bakorwil Bojonegoro. Pertandingan tersebut dimenangkan oleh Tim Gubernur Jatim dengan skor 2-0, Babak Pertama, Tim Gubernur Jatim unggul 25-6, dan pada Babak kedua unggul 25-14.(hms/mnhdi/cn01)