Surabaya,cakwrawalanews.co – Wakil Gubernur Jawa Timur menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi akan menggandeng beberapa lembaga kemanusiaan untuk menghambat tumbuhnya ekstrimis dan mencegah terjadinya kekerasan horizontal di Jawa Timur.
Wagub Jatim, Emil Elestianto Dardak di DPRD Jatim, Rabu (15/8) mengatakan langkah dilakukan agar pertumbuhan gerakan radikal yang mengancam kebebasan masyarakat bisa diminimalisir di Jatim. “Saya ketemu Pusham (Pusat Studi dan Hak Asasi Manusia, red) Unair, UNDB salah satunya adalah penanganan ekstrimisme dan violence,” kata Wakil Gubernur Jatim.
Ia menjelaskan, salah satu penyebab Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Jatim disorot di beberapa hal adalah karena terjadinya kekerasan sipil. Kondisi itu harus segera dicegah karena berpotensi melanggar HAM. “Kekerasan sipil salah areanya disitu juga. Nah ini yang menjadi upaya kita dengan stakeholder dalam dan luar negeri bagaimana menggandeng berbagai elemen masyarakat agar itu tidak terjadi,” ujarnya.
Emil menambakan, pihaknya juga akan menggandeng pondok pesantren agar memberikan kurikulum mendasar kepada santrinya, supaya tidak terpengaruh gerakan radikal. Menurutnya, instansi pendidikan seperti sekolah dan pesantren harus diberi bekal ilmu yang mengajarkan tentang nilai-nilai kemanusiaan. “Bagaiamana menggandeng berbagai elemen masyarakat civil sociesty dan pondok pesantren sebagai sesuatu stratgei kita,” katanya.
Seperti diketahui, Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa IDI Jatim menempati posisi ke-20. Beberapa item penilaian yang menjadi sorotan adalah adanya hambatan bagi kebebasan sipil dan adanya potensi kekerasan di masyarakat. Kondisi itu disebabkan adanya konflik horizontal di beberapa lokasi di Jatim. (wan/jnr/pca/p)