Surabaya, cakrawalanews.co – Setelah sukses bekerjasama dengan Supermarket Indomaret untuk pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor secara Elektronik Samsat (E – Samsat), Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jawa Timur kembali akan membidik marketplace atau toko dalam jaringan untuk memudahkan wajib pajak membayar pajak.
“Ya tentunya kami akan tetap memberikan ruang kepada publik agar semakin luas lagi mengakses. Kami akan merencanakan setelah itu masuk kepada marketplace,” ujar Kepala Bapenda Jawa Timur, Boedi Prijo Soeprajitno dikonfirmasi di kantornya Bapenda Jatim, Senin (6/5).
Inovasi pelayanan, lanjut Budi, diperlukan untuk memberi kemudahan kepada wajib pajak. Masyarakat yang selama ini telah patuh membayar pajak harus semakin mendapat kemudahan. “Konsepnya kan take and give. Jadi kami harus lebih bersahabat terhadap wajib pajak. Maka kita harus semakin memberikan sesuatu kepada mereka,” tuturnya.
Kemudahan pembayaran pajak kendaraan bermotor tahunan yang diberlakukan Pemprov Jawa Timur sebenarnya bukan dimulai dari Indomart. Beberapa waktu lalu, Bapenda Jatim telah mengaktifkan pembayaran elektronik melalui e-samsat. Bahkan, sejak 2017 aplikasi e-Smart Samsat ini bisa diakses pengguna android. Wajib pajak tinggal memasukkan nomor kendaraan dan kode yang disediakan aplikasi. Setelah memasukkan nomor kendaraan muncul besaran pajak yang harus dibayarkan.
Wajib pajak dapat membayarkannya melalui anjungan tunai mandiri (ATM) di sejumlah bank seperti Bank Jatim, BTN, Bank Mandiri, BNI, dan BRI. “Selanjutnya kita akan bidik pengguna gawai, kami akan terus kembangkan, Kan ada Buka Lapak, Tokopedia ini kita akan masuk ke sana,” ungkapnya.
Dengan kemudahan ini ditargetkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2019 meningkat 111 persen dari tahun lalu. Data dari website resmi Bapenda Jatim, sepanjang 2018 PAD yang berhasil masuk Rp 15,1 Trilliun. Realisasi itu meningkat 10,5 persen dibanding 2017. Sementara dari total Rp 15,1 trilliun itu, jumlah pajak kendaraan bermotor yang masuk ke kas Jatim adalah Rp 6,448 trilliun. Meningkat dibanding 2017 yang mencatatkan Rp 5,889 triliiun. (wan/jnr)