Surabaya, cakrawalapost.com- Menurut Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo Zainal Munir, sejumlah peristiwa penyakit hipertensi selalu mengkambing hitamkan sate kambing pada naiknya tekanan darah tinggi (hipertensi).
Padahal menurut Kepala Prodi Keperawatan ini hal itu sebenarnya sebuah persepsi yang kurang benar.”Asalkan kita mengetahui kadar lemak yang ada pada sate kambing. Kita bisa meminimalisir yang namanya penyakit hipertensi,” tutur Zainal kamis 24/05 pada cakrawalapost.
Ia mengigatkan segala macam penyakit akan selalu berhubungan dengan gaya hidup. Gaya hidup memegang peran penting dalam timbulkan serangan penyakit, diantaranya serangan jantung koroner.
Misalnya kebiasaan merokok, jarang berolah raga, tidur terlalu malam, bangun terlalu siang, dan seringnya menyantap makanan cepat saji yang banyak mengandung banyak lemak.
Belum lagi tekanan pekerjaan yang membuat orang cepat emosi. Pria lebih beresiko menderita penyakit jantung dibandingkan perempuan. Sebab, ada pengaruh hormon estrogen. “Tapi, resiko pada perempuan menjadi lebih besar jika yang bersangkutan merupakan perokok aktif atau sudah menopause/masa untuk mempunyai anak sudah tidak mungkin,” ucapnya.
Untuk diketahui hipertensi sekedar kenaikan tekanan darah. Penyakit itu hanya berpotensi menyulut terjadinya stroke dan serangan jantung, tapi juga mengakibatkan gangguan ginjal. Hipertensi dan ginjal berkaitan erat. Hipertensi bisa merusak ginjal. Penyakit ginjal kronis bisa menimbulkan hipertensi.
Peningkatan tensi akan merusak unit fungsional ginjal yang disebut NEFRON. Jaringan tubuh tersebut berfungsi untuk menyaring sisa metabolisme tubuh. Jika nefron rusak, sampah tubuh akan ikut bercampur dengan aliran darah. Itu sangat berbahaya bagi tubuh.
Begitu juga sebaliknya, pada kasus gagal ginjal akan menimbulkan gangguan pada system rennin agiostensin, efeknya pada volume cairan tubuh bertambah dan memicu naiknya tekanan darah. Mengingat sangat eratnya ginjal dengan hipertensi.
Pengidap hipertensi penting mengetahui kondisi ginjalnya. Caranya ialah memeriksa kadar keatin (suatu zat yang ada pada otot ) dan ureum (hasil metabolisme dalam tubuh yang terdapat pada keringat dan kemih).
Pemeriksaan ini kencing sangat diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya protein dalam kencing.Walaupun sudah terlanjur hipertensi (tekanan darah tinggi) penting juga untuk mengetahui apakah mengidap penyakit diabetes militus (kencing manis), penyakit jantung, serta kolesterol tinggi pengidap disarankan pula untuk mengubah pola hidup dan pola makan.
Terutama asupan garam dapur yang tanpa iodium yang juga berdampak pada daya tangkap dan pada pola fakir (maksimal 2,4 gram/hari). (kurniawan)