“Saya meyakini, ketika setiap keluarga di perkampungan menjalankan ajaran agama, mereka akan menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga yang kuat akan membentuk kampung yang kuat, dan mewujudkan kota yang diberkahi dari unit terkecilnya, yaitu keluarga,” jelasnya.
Wali Kota Eri juga menekankan bahwa kolaborasi ini tidak hanya terbatas pada satu agama. Ia menyebut, Kemenag juga memiliki penyuluh dari berbagai agama, seperti Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, dan Konghucu.
“Kami perkuat semuanya dan bergerak bersama, karena saya berharap melalui peran para penyuluh agama ini, Surabaya akan menjadi kota yang sejahtera dan bahagia,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Surabaya, Muhammad Muslim mengatakan, para penyuluh ini memiliki kelompok binaan yang cakupannya luas, bukan hanya sebatas mengajarkan membaca Al-Qur’an. Mereka juga fokus pada isu-isu sosial seperti narkoba, radikalisme, lingkungan, dan pembinaan keluarga sakinah.


 
									











