Puasa mengajarkan kita untuk berpuasa dari kesombongan. Saat tubuh terasa lemah karena lapar, kita diingatkan betapa kecilnya kita tanpa rezeki dari-Nya. Saat dahaga menyerang, kita sadar bahwa secangkir air yang selama ini dianggap biasa ternyata begitu berharga.
Begitulah cara Allah mendidik kita untuk melembutkan hati, menekan ego, dan membukakan mata bahwa kita bukan apa-apa tanpa kasih sayang-Nya.
Hari ke-15 ini menjadi momen untuk kembali menakar hati. Apakah puasa kita hanya sekadar ritual atau benar-benar telah membentuk diri menjadi pribadi yang lebih rendah hati?.
Ramadan mengajarkan bahwa kehambaan sejati bukan sekadar menunaikan ibadah, tetapi juga dalam cara kita memperlakukan sesama.














