Surabaya, Cakrawalanews.co – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menegaskan komitmennya menjaga pasar tradisional sebagai urat nadi ekonomi rakyat. Pasar dipandang bukan hanya pusat transaksi jual-beli, tetapi juga ruang sosial yang menopang kehidupan sehari-hari warga Kota Pahlawan.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam (SDA) Kota Surabaya, Vykka Anggradevi Kusuma, mengatakan pengelolaan pasar tradisional di Surabaya terbagi dua. Sebagian dikelola oleh PD Pasar Surya sebagai BUMD, sementara sebagian lain berada di bawah Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (Dinkopumdag).
“Kalau Bagian Perekonomian itu sebagai pembina dari BUMD. Karena PD Pasar merupakan salah satu BUMD yang dimiliki oleh Pemkot Surabaya, maka PD Pasar Surya di bawah pembinaan kami,” kata Vykka, Jumat (26/9/2025).
Ia menegaskan bahwa pasar tradisional tidak boleh hanya dipandang dari sisi Pendapatan Asli Daerah (PAD), tetapi juga sebagai penyangga ekonomi rakyat kecil.
“Ekonomi UMKM mikro itu penting karena mereka adalah fondasi kita untuk bagaimana Kota Surabaya ini bertumbuh ekonominya,” ujarnya.
Data menunjukkan, pertumbuhan ekonomi Surabaya pada triwulan II 2025 mencapai 5,24 persen, lebih tinggi dari rata-rata provinsi dan nasional. Namun, Pemkot menekankan bahwa penguatan ekonomi ke depan tidak cukup mengandalkan angka, melainkan harus menyentuh kehidupan warga lewat pasar tradisional dan sektor wisata.
Sejauh ini ada 13 pasar yang tengah direvitalisasi. Prosesnya dilakukan bertahap, termasuk rencana pembangunan baru Pasar Keputran Selatan yang akan difokuskan pada perdagangan ayam agar perputaran ekonomi lebih terorganisir. Vykka menambahkan, revitalisasi juga menyasar pasar-pasar ikonik seperti Blauran dan Tunjungan.
“Nanti konsepnya PD Pasar akan berubah jadi Perseroda. Jadi dia lebih seperti PT, bisa bekerjasama dengan investor, tidak hanya dengan penyertaan modal,” jelasnya.
Kepala Dinkopumdag Surabaya, Febrina Kusumawati, menambahkan pihaknya saat ini mengelola 13 pasar tradisional. Untuk menghidupkan aktivitas, pasar-pasar ini rutin menjadi lokasi pasar murah dan kegiatan kolaboratif bersama warga.
“Pasar tradisional yang dikelola Dinkopumdag ada 13 pasar. Selain itu, ada juga pasar tradisional yang dikelola oleh swasta maupun LPMK. Termasuk ada kegiatan pasar murah yang kita selalu kolaborasi, kita gelar untuk menghidupkan situasi pasar,” kata Febri.
Menurutnya, tantangan terbesar pasar tradisional adalah kenyamanan pengunjung. Karena itu, komunikasi dengan pedagang menjadi penting agar pasar tetap ramah bagi pembeli.
“Jadi itu bagian dari tugas kami melakukan pendekatan-pendekatan komunikasi dengan para pedagang,” ujarnya.
Direktur Utama PD Pasar Surya Surabaya, Agus Priyo, mengungkapkan pihaknya mengelola 64 pasar aktif dengan sekitar 12.000 pedagang. Pasar besar seperti Tambahrejo, Kapasan, Genteng, dan Wonokromo sudah memiliki perputaran ekonomi yang baik, tetapi masih banyak pasar lain yang membutuhkan perhatian.
Agus menekankan bahwa setiap pasar punya kekhasan yang menjadi identitas warga. Pasar Kayoon dengan bunga segar, Pasar Blauran dengan kuliner khas, Pasar Pabean dengan ikan, hingga Pasar Genteng dengan elektronik.
“Pasar Kayoon itu sudah kita kenal dari dulu, sekarang juga menjadi jujukan wisatawan asing. Ada juga Pasar Blauran terkenal dengan kare, bubur Madura, dan jajan pasar. Kemudian Pasar Kembang dengan kue basah, Pasar Pabean dengan ikan segar, Pasar Genteng dengan elektronik, hingga Pasar Dupak Rukun dengan besi tua,” paparnya.
Namun, ia mengakui tantangan paling besar adalah bagaimana pasar tradisional tetap bisa bersaing dengan ritel modern. Revitalisasi pun disebut sebagai kunci.
“Pasar yang benar-benar disulap pertama adalah Keputran Selatan karena betul-betul direvitalisasi nanti menjadi bangunan baru. Kemudian di Pasar Kembang, kalau sudah jalan nanti akan bersih sekali,” jelasnya.
Agus menegaskan, pembenahan pasar tradisional hanya bisa berhasil jika pedagang dan masyarakat ikut merasa memiliki. “Harapannya pasar lebih baik, pelayanan lebih bagus, sarana dan prasarana meningkat. Kami akan terus meningkatkan kenyamanan pedagang dan pengunjung untuk menggerakkan ekonomi,” pungkasnya.














