Refleksi Hari Ke-15 Ramadan:
Hari ke-15 ini menjadi momen untuk kembali menakar hati. Apakah puasa kita hanya sekadar ritual atau benar-benar telah membentuk diri menjadi pribadi yang lebih rendah hati?
Ramadan telah mencapai titik tengahnya. Waktu berlalu begitu cepat, meninggalkan jejak renungan di hati kita. Setengah perjalanan ini bukan sekadar hitungan hari, tetapi sebuah perjalanan batin yang menguji sejauh mana kita telah memahami esensi puasa.
Bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menundukkan hati, menyingkirkan keangkuhan, dan merayakan kehambaan kita kepada-Nya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kesombongan sering kali hadir tanpa kita sadari. Ia menyusup dalam bentuk rasa lebih tahu, lebih hebat, lebih benar, atau bahkan merasa lebih suci dibandingkan orang lain.Kadang, kita merasa kebaikan yang kita lakukan lebih tinggi nilainya dibanding orang lain.
Kita mudah menghakimi, membandingkan, dan lupa bahwa semua yang kita miliki; kepandaian, harta, kedudukan semua ini hanyalah titipan sementara.