cakrawalanews.co – Tradisi buka bersama atau bukber menjadi momen yang dinanti-nantikan. Bagi sebagian orang, bukber menjadi kesempatan untuk menjalin kembali tali silaturahmi dengan teman lama maupun kolega.
Namun, di balik kehangatannya, bukber tak jarang terjebak dalam budaya adu gengsi dan pamer harta benda.
Makna Silaturahmi: Mempererat Persaudaraan
Sejatinya, bukber merupakan ajang untuk mempererat persaudaraan dan memperkuat rasa persatuan di antara umat Islam. Momen buka puasa bersama menjadi kesempatan untuk saling mendoakan, berbagi cerita, dan mempererat kembali tali silaturahmi yang mungkin renggang karena kesibukan.
Budaya Adu Gengsi: Jeratan Materialisme
Namun, di era modern ini, bukber tak jarang menjelma menjadi ajang adu gengsi dan pamer harta benda. Pertanyaan seputar pekerjaan, gaji, hingga kepemilikan barang mewah menjadi topik utama, menggeser makna silaturahmi yang sesungguhnya. Budaya materialisme menjerat bukber, mengubahnya menjadi ajang pamer status sosial.
Dampak Negatif: Menimbulkan Ketidaknyamanan dan Kecemburuan
Budaya adu gengsi dalam bukber dapat menimbulkan berbagai dampak negatif. Bagi yang tidak mampu mengikuti tren materialisme, bukber bisa menjadi momen yang tidak nyaman dan penuh kecemburuan. Hal ini dapat merusak makna silaturahmi dan memicu perpecahan di antara teman.
Kembali pada Esensi: Mengutamakan Silaturahmi
Penting untuk kembali pada esensi bukber, yaitu mempererat silaturahmi. Hindari topik-topik yang memicu adu gengsi dan pamer harta benda. Fokuslah pada perbincangan yang membangun, saling mendoakan, dan berbagi cerita positif.
Menghargai Perbedaan: Menerima Kenyataan dan Bersikap Empati
Sadarilah bahwa setiap orang memiliki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Hindari membandingkan diri dengan orang lain dan fokuslah pada rasa syukur atas apa yang dimiliki. Bersikaplah empati dan saling mendukung, alih-alih terjebak dalam budaya pamer dan kecemburuan.
Menjaga Kesederhanaan: Mengutamakan Kebersamaan dan Kehangatan
Bukber tak perlu mewah dan mahal. Pilihlah tempat makan yang nyaman dan sesuai budget. Fokuslah pada kebersamaan dan kehangatan buka puasa bersama, bukan pada status sosial atau harta benda.
Menjaga Persatuan: Menghindari Perpecahan dan Permusuhan
Sadarilah bahwa bukber adalah momen untuk memperkuat persatuan, bukan untuk menunjukkan superioritas. Hindari perbincangan yang memicu perpecahan dan permusuhan. Jaga toleransi dan rasa saling menghormati antar sesama.
Menjadikan Bukber Bermakna: Meningkatkan Kualitas Diri
Gunakan bukber sebagai kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Ajaklah teman untuk berdiskusi tentang hal-hal positif, seperti ilmu agama, pengembangan diri, atau kegiatan sosial.
Menjaga Tradisi Positif: Melestarikan Nilai Silaturahmi
Bukber sebagai tradisi positif perlu dilestarikan. Namun, penting untuk mengeliminasi budaya adu gengsi dan pamer harta benda. Fokuslah pada makna silaturahmi, kebersamaan, dan rasa syukur.
Menjalin Hubungan yang Sehat: Memperkuat Persaudaraan dan Kebersamaan
Dengan kembali pada esensi silaturahmi, bukber dapat menjadi momen berharga untuk menjalin hubungan yang sehat dan memperkuat persaudaraan. Bukalah hati dan pikiran untuk menerima perbedaan, saling menghargai, dan menciptakan momen buka puasa bersama yang penuh kehangatan dan makna. (res)