cakrawalanews.co,- Problematika orang tua siswa anak berkebutuhan khusus (ABK) atau disabilitas tentang biaya pendidikan terutama dari kalangan keluarga kurang mampu menjadi salah satu aspirasi yang disampaikan warga kepada anggota DPRD.
Aspirasi itu diserap Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno, saat menggelar kegiatan Reses Tahun Sidang Kelima Masa Persidangan Kedua Tahun Anggaran 2024 dengan warga Tenggilis Lama.
Dihadapann sekitar 270 warga yang hadir, Farida salah satu warga Tenggilis Lama 2 yang menjadi orang tua ABK berharap, adanya bantuan pendidikan bagi anaknya yang saat ini menjadi siswa kelas inklusi di SDN Sidosermo 1.
Farida pun juga resah akan adanya pembatasan kuota 15 persen bagi siswa ABK.
“Saya mendengar kabar kalau nanti masuk SMP negeri ada pembatasan kelas inklusi. Kalau nantinya anak saya tidak diterima di sekolah negeri, kemudian masuk SLB, tentunya biayanya mahal. Padahal suami saya hanya kuli bangunan, yang tidak tentu penghasilannya. Bahkan sudah 2 minggu ini tidak bekerja,” terangnya.
Dimana seperti diketahui, penerimaan siswa anak berkebutuhan khusus (ABK) atau disabilitas di SD dan SMP Negeri di Kota Surabaya akan dilakukan lewat sistem zonasi melalui jalur afirmasi, yakni 15 persen dari kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Sistem zonasi untuk mempermudah wali murid dalam penentuan jarak sekolah. Kebijakan penerimaan ABK di seluruh SD-SMP Negeri akan dijalankan pada tahun ajaran 2024. Sementara itu SLB Negeri khusus warga Surabaya baru diwacanakan pembangunannya.
Lebih lanjut Farida mengatakan, di Sekolah Luar Biasa (SLB) membutuhkan banyak biaya, untuk biaya uang gedung saja antara Rp 4 juta sampai Rp 5 juta. Kemudian biaya SPP bulanan antara Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu.
“Kondisi ini juga dikhawatirkan para orang tua yang punya anak disabilitas. Karena pembelajaran anak disabilitas itu tidak seperti anak pada umumnya. Butuh biaya ekstra,” imbuhnya.
Karenanya Farida dan para orang tua anak penyandang disabilitas berharap adanya bantuan pendidikan, misalnya beasiswa.
Menanggapi aspirasi warga tersebut, Anas Karno memastikan akan memperjuangkan harapan Farida dan para orang tua anak penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus.
“Kita perjuangkan. Melalui fungsi kedewanan kita akan mendorong dan melakukan komunikasi yang intensif dengan pihak terkait Pemkot Surabaya, supaya harapan tersebut segera terealisasi,” jelasnya.
Legislator Fraksi PDIP tersebut menegaskan bahwa, seluruh anak Surabaya berhak mendapat pendidikan, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.
“Melalui pendidikan yang cukup, Insyaallah nantinya mereka akan hidup layak ditengah masyarakat,” pungkasnya.