Perpanjangan selama 3 hari untuk pendaftaran calon pasangan Bacakada yang di buka oleh KPU Surabaya atas rekomendasi Bawaslu spontan mendapat tudingan miring dari tim kerja Koalisi Majapahit, yang menangkapnya sebagai upaya untuk mendorong munculnya calon pasangan BONEKA, sehingga membuat Pilkada Surabaya hanya formalitas, tidak lagi berkualitas.
Dikatakan A.H Tony ketua tim pokja Koalisi Majapahit, bahwa dibukanya kembali perpanjangan pendaftaran calon pasangan Bacacakada untuk Pilkada Surabaya 2015 untuk yang ketiga kalinya merupakan kebijakan tendensius yang bermuatan kepentingan pengusung pasangan tunggal.
“Ada apa dengan Bawaslu yang tiba tiba menjadi sangat perkasa, sehingga bisa memberikan rekomendasi perpanjangan itu, dan saya menangkap adanya misi yang terselubung ditingkat pusat terhadap Pilkada, utamanya di Surabayai, ini dipaksakan demi kepentingan pengusung pasangan tunggal,” ucapnya.
Tidak hanya itu, A.H Tony juga secara tegas mengatakan bahwa pasangan yang bakal muncul dan mendaftar di KPU dalam jangka 3 hari, bisa dipastikan sebagai pasangan Boneka, dan pelaksanaan Pilkada tidak lagi mengindahkan kualitas, tetapi hanya formalitas.
“Ditingkat pusat justru membuat Pilkada di Surabaya hanya formalitas, tidak lagi berkualitas, dan kesan saya memang dipaksakan agar muncul calon Boneka,” tambahnya.
Bukan hanya Boneka, lanjut Tony, tetapi Boneka bonsai, artinya sudah menjadi pasangan calon boneka masih dikerdilkan lagi. Tony juga merasa bahwa dampak dari munculnya pasangan BONEKA yang diusung oleh gabungan partai, akan kembali menjadikan Koalisi Majapahit sebagai kambing hitam yang maksudnya menjadi sasaran kesalahan.
“kami akan kembali menjadi sasaran kambing hitam, karena parpol yang memungkinkan bisa bermanuver dan mengusung pasangan calon berada di lingkungan koalisi Majapahit, kalau begini kan bukan lagi mendinginkan suasana, justru memanaskan kontestasi politik di Surabaya,” pungkasnya. (q cox)