Surabaya, cakrawalanews.co – Penyertaan modal senilai Rp 70 miliar yang dialokasikan pemerintah kota (Pemkot) Surabaya untuk peningkatan ekonomi untuk pengentasan kemiskinan masyarakat masih belum sepenuhnya tuntas diterima BPR Surya Artha Utama (SAU).
Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya Anas Karno mengatakan, BPR Surya Artha Utama (SAU), saat ini telah menerima penyertaan modal sebesar Rp 30 milyar dari pemerintah kota Surabaya.
“Penyertaan modal tersebut merupakan bagian dari alokasi APBD Kota Surabaya tahun 2023, sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat untuk pengentasan kemiskinan,” ujar Anas Karno pada Kamis (12/07/2023).
Menurut Anas BPR SAU masih akan menerima lagi penyertaan modal sebesar Rp 40 milyar. “Penyertaan modal tersebut diharapkan bisa diberikan di tahun ini. Sehingga total penyertaan untuk BPR SAU sebesar Rp 70 milyar di tahun 2023,” terangnya.
Lebih lanjut legislator Fraksi PDI Perjuangan tersebut mendorong, agar BPR SAU memaksimalkan penyaluran bantuan permodalan untuk UMKM, lewat penyertaan modal tersebut.
Anas menjelaskan bantuan permodalan ini sangat penting bagi UMKM. Salah satu contohnya, untuk meningkatkan kuantitas maupun kualitas produksinya.
“Supaya pelaku UMKM tidak hanya bertambah kuantitasnya, melainkan juga kualitasnya, untuk memiliki daya saing pasar. Sehingga UMKM Surabaya naik kelas,” jelasnya.
Anas juga mengapresiasi bantuan permodalan peran BPR SAU yang memberikan bantuan untuk kelompok pelaku padat karya di Surabaya.
Sementara itu, Direktur Utama BPR SAU Reni Wulandari mengatakan, hingga Desember tahun 2022 pihaknya telah menyalurkan bantuan permodalan untuk UMKM sebesar Rp 84 miliar.
Dimana untuk jumlah pelaku UMKM yang menyerap bantuan permodalan terus bertambah. Di tahun 2021 sebanyak 118 ribu, sedangkan di 2022 sudah sekitar 220 ribu.
“Sedangkan di tahun 2023 ditambah untuk kelompok pelaku padat karya,” ujarnya.
Reni mengatakan, selama ini penyertaan modal yang diterima BPR SAU difokuskan untuk penyaluran bantuan modal kepada UMKM.
“Kita punya program puspita untuk usaha mikro yang diberikan secara kelompok dengan bunga 3 persen per tahun. Setiap orang menerima bantuan modal mulai Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta,” terangnya.
Sedangkan untuk usaha kecil menengah BPR SAU memberikan plafon modal mulai Rp 5 juta sampai Rp 20 juta.
“Selain dari penyertaan modal, penyaluran bantuan permodalan UMKM juga berasal dari dana yang dihimpun lewat pengembalian kredit modal usaha. Jadi dana itu kita putar lagi untuk masyarakat. Alhamdulillah sampai saat ini belum ada kredit yang macet,” pungkasnya.