Surabaya. Cakrawalanews.co – Masyarakat Jawa Timur nampaknya mulai rindu dengan sosok Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jawa Timur yang bisa menjembatani kepentingan masyarakat dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Pasalnya, hampir selama dua dasawarsa sosok Sekdaprov Jatim cenderung akomodatif dan komunikatif.
Namun di era kepemimpinan Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang sudah berjalan 2,5 tahun, sosok Sekdaprov yang diidamkan masyarakat Jawa Timur tak kunjung terwujud. Harapan itu kembali muncul saat Pemprov Jatim menunjuk Prof Moh Nuh sebagai ketua panitia seleksi untuk menggelar seleksi terbuka pengisian jabatan pimpinan tinggi madya (JPTM) Sekdaprov Jatim tahun 2022.
Tahapan seleksi pengisian jabatan Sekdaprov Jatim memasuki tahapan seleksi assesment oleh lembaga assesment center di Jakarta berlangsung 16 -17 Maret 2022 diikuti 8 peserta yang sudah lolos seleksi adminitratif. Hasil seleksi assesment itu akan diumumkan pada 25 Maret mendatang. Kemudian hasil akhir seleksi Pansel diumumkan pada 1 April 2022.
Melihat potensi dari 8 calon sekdaprov, IKA PMII Jatim pun ikut angkat bicara. Organisasi yang menjadi almamater Gubernur Khofifah Indar Parawansa mensyaratakan agar orang yang duduk sebagai Sekdaprov Jatim definitif memiliki kemampuan komunikatif yang baik dengan stakeholder.
“Sekdaprov bukan saja menjadi kepanjangan tangan .gubernur. Tapi harus juga mampu menjadi komunikator banyak pihak. Mulai legislatif hingga, OPD sampai organisasi kemasyarakatan (ormas),” kata wakil ketua PW IKA PMII Jatim, Muchid Efendi didampingi jajaran pengurus IKA PMII Jawa Timur di Surabaya, Kamis (17/3/2022).
Selain itu posisi Sekdaprov Jatim juga harus diimbangi dengan sistem demokrasi. “Jadi antara visi misi gubernur dengan harapan masyarakat harus sejalan,” harap Muchid Effendi.
Oleh karena itu, jika posisi Sekdaprov salah pilih orang, Muchid Efendi mengingatkan pada penataan strategi birokrasi di Pemprov Jatim. Termasuk dengan ormas Nahdlatul Ulama. “Strategi pembangunan di Jawa Timur bisa terganggu jika gubernur salah pilih,” tegasnya.
Alumnus Ponpes Lirboyo Kediri ini, berharap sosok Sekdaprov yang dipilih gubernur Khofifah nanti benar-benar mampu mengawal kepentingan rakyat Jawa Timur. “Kalau tidak mampu akan berdampak pada strategi birokrasi dalam pembangunan di Jatim. Sebab sekdaporv juga sebagai komunikator, apalagi dengan NU,” pungkas Muchid. (Caa)