Surabaya, cakrawalanews.co– Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Surabaya resmi memiliki gedung baru yang berada di Jalan Musi No 16A Surabaya. Peresmian gedung baru tersebut ditandai dengan pemotongan bunga melati dan penandatanganan prasasti oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, Rabu (17/11/2021).
Gedung ini bakal menjadi pusat bagi para guru di Surabaya untuk saling berbagi dan berkolaborasi dalam memajukan dunia pendidikan di Kota Pahlawan. Tak hanya itu, gedung ini juga menjadi tempat bagi tenaga pendidik negeri maupun swasta, untuk mengakomodir seluruh permasalahan pendidikan di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyampaikan, dengan adanya gedung baru ini maka program-program kerja dari Dinas Pendidikan (Dispendik) diharapkan bisa dikolaborasikan dengan PGRI.
“Sehingga ke depan tidak ada lagi guru yang tidak bersertifikasi. Tidak ada lagi sekolah yang bersaing satu dengan yang lainnya,” kata Wali Kota Eri seusai acara peresmian.
Di samping itu, melalui gedung baru itu, ke depan diharapkan pula kualitas guru negeri maupun swasta di Kota Surabaya dapat seimbang. Tentunya hal ini juga harus didukung dengan pemenuhan sarana dan prasarana baik di sekolah negeri dan swasta.
“Saya berharap, gedung PGRI ini akan memberi sesuatu yang baru kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Khususnya dalam bidang pendidikan di Kota Surabaya,” ujar Wali Kota Eri.
Ia juga meyakini, dengan gedung baru ini, maka jembatan antara pendidikan negeri dan swasta di Surabaya bisa diakomodir. Baik antara guru negeri dan swasta, maupun permasalahan terkait dunia pendidikan. Tentunya hal itu dapat terwujud ketika ada kolaborasi antara PGRI dan Pemkot Surabaya. “Ujung-ujungnya pendidikan di Kota Surabaya harus jauh lebih baik, harus jauh lebih hebat lagi dengan berdirinya PGRI ini,” tuturnya.
Menurut dia, saat ini mayoritas tenaga pendidik di sekolah negeri maupun swasta di Surabaya sudah bersertifikasi. Meski demikian, ia mengajak pengurus PGRI Surabaya berkolaborasi untuk menghimpun data-data para guru swasta yang belum tersertifikasi.
“Makanya data nanti harus bisa dikumpulkan oleh teman-teman dari PGRI ini. Sertifikat sudah hampir semuanya, tetapi kan pelatihan-pelatihan tetap kita lakukan terus oleh Dinas Pendidikan. Sehingga nanti pelatihan itu harus berimbang antara (guru) negeri dan swasta,” harapnya.
Wali Kota Eri juga mengajak pengurus PGRI Surabaya agar dapat memberikan informasi apabila mengetahui adanya siswa dari keluarga Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau pun tidak yang memiliki kendala terkait biaya pendidikan. Terutama, pelajar SMA/SMK atau yang sedang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren (Ponpes) yang belum tercover pemerintah.
“Saya berharap PGRI ini bisa memberikan masukan kepada Pemkot Surabaya. Yang selalu saya sampaikan, bahwa pemkot tidak akan pernah bisa sempurna tanpa ada kolaborasi dengan semua elemen dan stakeholder yang ada,” pesannya.
Di tempat yang sama, Ketua PGRI Kota Surabaya, Agnes Warsiati menyampaikan kesiapannya membantu Pemkot Surabaya mengakomodir seluruh masalah pendidikan di Kota Pahlawan. Salah satunya mengenai pelajar jenjang SMA/SMK atau lembaga setara yang memiliki kendala dengan biaya pendidikannya. “Kami tadi diberi amanah sama Pak Wali Kota untuk nantinya mencari mana saja siswa SMA/SMK yang tidak mampu. Nanti kami akan bersama-sama Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya,” kata Agnes.
Sebagai informasi, gedung PGRI Kota Surabaya yang berada di Jalan Musi No 16A Surabaya tersebut, memiliki bangunan dua lantai dengan luas sekitar 75 meter persegi. Sebelumnya gedung ini sempat dimanfaatkan untuk rumah matematika. Namun, karena tidak aktif lantaran adanya pandemi Covid-19, maka kemudian dimanfaatkan sebagai kantor baru PGRI Kota Surabaya. (hadi)