Surabaya, Cakrawalanews.co – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya memanen 1,4 ton ketela pohon dari salah satu lahan kosong di daerah Kelurahan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo Surabaya, Selasa (2/11/2021). Hasil panen dari lahan seluas 1000 meter persegi itu selanjutnya dibagikan kepada masyarakat.
Kepala DKPP Kota Surabaya, Yanuar Herlambang mengatakan, sesuai arahan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, pihaknya terus memanfaatkan lahan kosong untuk budidaya pertanian. Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya ketahanan pangan.
“Hasil panennya langsung dibagikan ke warga di sekitar lokasi. Sebagian juga kemudian ditaruh di kantor DKPP untuk kemudian disebar lagi ke warga,” kata Herlambang saat dihubungi, Rabu (3/11/2021).
Selain di daerah Kutisari, Herlambang menyebut, sebelumnya dinasnya juga melakukan panen ketela pohon di lahan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD) di kawasan Kedung Cowek Surabaya. “Sebelumnya kami juga panen ketela pohon di Kedung Cowek. Kalau ketela pohon itu kami menanamnya dari sekitar 8 bulan yang lalu,” ujarnya.
Tak hanya ketela pohon yang menjadi komoditas tanaman pangan DKPP Surabaya. Herlambang menyebut juga menanam beberapa jenis tanaman pangan lain seperti ketela rambat, sayur-sayuran, cabai, hingga jagung. “Setelah panen ketela pohon, sekarang ini lahan kosong di Kutisari itu kami siapkan untuk tanaman cabai,” ungkap dia.
Menurutnya, pada musim hujan, biasanya hanya sedikit saja petani yang menanam cabai. Pasalnya, kelembapan tinggi membuat tanaman cabai rawan kerusakan. Karena itu di musim hujan, biasanya harga cabai menjadi lebih mahal.
“Contohnya di Jambangan itu sekarang kami tanami lombok (cabai) semua. Nanti (lahan kosong Kutisari) kami juga ganti dengan cabai. Mudah-mudahan kami bisa intervensi ke sana (antisipasi kenaikan harga cabai),” ujar dia.
Herlambang menyebut, setidaknya ada 20 titik lokasi tanah BTKD yang dimanfaatkan DKPP Surabaya untuk budidaya tanaman pangan. Lokasinya pun tersebar di beberapa wilayah Kota Surabaya. Beberapa lokasi itu ada yang dikelola oleh petugas DKPP sendiri maupun kolaborasi bersama warga sekitar.
“Selain di Taman Hutan Raya (Tahura), ada 20 lahan kosong yang kami manfaatkan untuk ketahanan pangan. Mulai sayur-sayuran hingga tanaman pangan seperti jagung dan ketela,” terangnya.
Sebenarnya, Herlambang mengaku lebih senang apabila lahan kosong tersebut dapat dikelola warga sekitar untuk ketahanan pangan. Hasil panennya pun juga dapat dimanfaatkan warga sendiri untuk tambahan kebutuhan pangan.
“Kami lebih senang kalau kolaborasi dengan warga. Kalau panen mereka (warga) bisa memanfaatkan dan merasakan juga. Tapi kadang-kadang nandurnya (menanamnya) warga tidak mau,” pungkasnya. (hadi)