Ketika duujung pembicaraan Semar sambil meneteskan air mata berniat melakukan sujud kepada guru sebagai sarat dikabulkanya Mendapatkan kedua buah tersebut justru Bagong berteriak dan melompat menghentikan apa yang akan dilakukan Semar.
Bagong tidak rela ketika orangtua yang dikasihinya melakukan sembah sujud kepada Guru yang notabene adalah adiknya Semar karena baginya kehormatan Semar bapaknya lebih berharga daripada buah buahan meskipun itu dari Kahyangan sekalipun.
Adalah sebuah ironi menurut Bagong ketika Bathara Guru yang merupakan gurunya kebajikan dan religiusitas menggunakan dan menyalahgunakan simbol – simbol agama dan ajaranya demi nafsu pribadinya dengan memaksa Semar satu – satunya makhluk dibumi yang belum pernah sembah sujud padanya untuk tunduk pada kemauanya.
Adalah sebuah kesombongan yang diluar batas ketika melakukan pemaksaan kehendak terhadap Semar yang merupakan simbol Karang Kadempel yang juga merupakan kakak Bathara Guru sendiri Demi terpenuhi obsesi pribadi demikian pikir Bagong.
Dalam Sejurus Kemudian para fewa dengan segala senjata yang dibawanya berusaha mengobrak abrik pendopo Karang Kadempel yang tentu saja membuat geram Bagong sehingga dengan segala kekuatan yang dimilikinya berusaha mempertahankan kedaulatan yang dimiliki Karang Kadempel.
Bersama Petruk dan Gareng Bagong Berhasil mengalahkan para dewa dan mengusir Bathara Guru karna sejatinya Kebenaran tidak akan pernah kalah meski berhadapan dengan Kejahatan yang terorganisir dan dibungkus dengan Simbol agama sekalipun.