Surabaya,cakrawalanews.co – Kalah bersaing dengan taksi online, ribuan unit taksi yang ada di Jawa Timur (Jatim) berhenti operasional. Dari 6 ribu unit yang terdaftar di Jatim, hanya 1.500 unit saja yang masih aktif.
“Sekarang tinggal 1.500 unit taksi saja yang aktif. Taksi sebanyak 4.500 unit sudah tak beroperasi,” kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DPD Jatim, HB Musthofa kepada wartawan usai Rapat Koordinasi Pengembangan Transportasi “Angkutan umum online, stop atau lanjut” di Surabaya, Rabu (29/3).
Berdasar data Organda Jatim, jumlah angkutan online yang beroperasi di Jatim hampir tujuh ribu unit. Jumlah tersebut, lebih banyak dibanding jumlah taksi sebanyak 6 ribu unit. Dampaknya, banyak taksi yang dikandangkan. Pengusaha angkutan lebih memilih mengandangkan armadanya karena penumpang sepi. Disatu sisi, biaya operasional angkutan cukup tinggi sehingga membuat pengusaha merugi.
“Bayangkan saja kalau dulu kami menambah armada sulitnya bukan main. Sekarang tiba tiba penumpang kami dicaplok angkutan online,” ujarnya.
Dia berharap agar pemerintah memperhatikan keadilan dalam mengawasi bisnis transportasi yang ada di Jatim. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya dengan menentukan kuota penumpang, tarif dan pemberian stiker bagi angkutan online.
“Saya berharap Peraturan Gubernur (Pergub) yang akan dilaksanakan mulai satu April mendatang mencantumkan tiga tersebut. Rasanya tidak adil kalau tiba-tiba angkutan online mencaplok seluruh penumpang kami,” jelasnya.
Pengguna taksi online atau uber sendiri tidak hanya warga Indonesia, tapi juga warga asing. Berdasar data yang ada, pengguna uber dari luar negeri sebanyak 73 negara. Rinciannya, 70 negara di Jakarta, 39 negara di Bandung, 46 negara di Surabaya dan 73 negara di Bali.