Surabaya. Cakrawalanews.co – Guna memastikan kesiapan pondok pesantren aktif kembali saat diberlakukan New Normal di Jatim, Minggu (7/6) wakil Ketua DPRD Jatim Hj Anik Maslachah dan anggota FPKB DPRD Jatim Aisyah Lilia Agustina melakukan safari ke sejumlah pondok pesantren.
Diantara Pondok pesantren yang didatangi adalah pondok pesantren Lirboyo dan Pesantren Al Amin, Ngasinan Kediri Jawa Timur. Saat melakukan kunjungan di Ponpes Lirboyo, Anik Maslachah dan Aisyah Lilia Agustina diterima langsung oleh KH. Anwar Mansur, selaku pengasuh pondok pesantren Lirboyo.
Dalam pertemuan tersebut dilakukan diskusi untuk mengetahui sejauh mana pondok pesantren mempersiapkan diri dalam menghadapi New Normal saat ini. “Kami ingin memastikan persiapan pondok pesantren dalam memberikan edukasi santri ditengah pandemic Covid-19. Model pendidikan yang akan diterapkan untuk para santri nantinya seperti apa ketika New Normal diberlakukan ditengah pandemi Covid-19. Ini yang ingin kita ketahui,” jelas wakil ketua DPRD Jatim Anik Maslachah saat dikonfirmasi, Minggu (7/6).
Politisi asal Sidoarjo ini mengatakan mamasuki era baru di pesantren memang tidaklah mudah, baik dewan guru dan santri harus melakukan adaptasi dan saling mendukung agar semuanya bisa berjalan seperti sediakala dan semua terhindar dari pandemi Covid-19.
Lebih jauh mantan anggota DPRD Kabupaten Sidoarjo ini menjelaskan bahwa sesuai dengan maklumat PWNU Jatim, pembukaan pembelajaran santri di pesantren menjadi kewenangan masing-masing pengasuh pondok pesantren, tetapi santri yang tidak ada pendidikan formal dan hanya program ngaji, mereka bisa langsung masuk ke pondok dengan memperhatikan protokol kesehatan ”Namun, disaat memasuki New Normal nantinya, sudah saatnya pondok pesantren melakukan aktivitas lagi,” sambungnya.
Dibeberkan oleh Anik Maslachah, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa DPRD Jatim sangat menaruh perhatian cukup serius pada dunia Pendidikan khususnya Pondok pesantren terlebih disaat pandemi corono mewabah.
“Salah satu upaya dalam mengawal dunia Pendidikan dan pondok pesantren adalah segera terealisasinya bantuan dari pemerintah provinsi Jawa Timur yang meliputi: Alat Pelindung diri (APD) 464.182 buah masker, 92.836 blister vitamin C untuk santri, serta 52.759 masker dan 52.759 blister vitamin C untuk ustadz dan ustadzah, tempat cuci tangan sebanyak 18.564 buah untuk pesantren, 981.122 botol hand sanitizer untuk ustaz dan ustazah. Bantuan sembako untuk ustaz dan ustazah yang bermukim totalnya ada 44.845 orang ustaz dan ustazah yang akan menerima bantuan,” jelasnya.
Maih di tempat yang sama, Hj Aisyah Lilia Agustina mengatakan hasil pertemuan dengan para pengasuh pondok pesantren yang dikunjunginya, nantinya akan dikoordinasikan dengan Pemprov Jatim terkait rencana dibukanya kembali pondok pesantren ditengah pandemi Covid-19.
“Kami ingin memastikan bahwa pendidikan untuk santri jangan terhenti ketika ada pandemi Covid-19. Harus tetap berjalan dengan menggunakan protokol Covid-19. Nantinya kami akan sampaikan ke Pemprov Jatim apa saja yang harus dilakukan untuk beroperasinya kembali ponpes di era New Normal,” jelasnya.
Sementara itu, pengasuh ponpes Al Amin Ngasinan Kediri, KH Anwar Iskandar mengaku bahwa pihaknya sangat siap untuk melakanakan kegiatan belajar mengajar menyesuaikan kondisi kNew Normal dengan protokol Covid-19.
Saat ini, kata Anwar Iskandar, para pengasuh pondok pesantren hingga saat ini masih menunggu arahan dari pemerintah untuk regulasinya system belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19.
Kepada dua wanita dari FPKB DPRD Jatim, KH Anwar Iskandar menitipkan pesan untuk disampaikan ke Pemprov agar adanya edukasi pemahaman tentang Covid-19 di tingkat Ponpes. Harapannya para santri akan lebih mengerti apa saja yang harus dilakukan agar tak terpapar Covid-19 terutama saat berada di kelas hingga saat berada di kamar-kamar pondok pesantren. (caa)