Slawi, Cakrawalanews.com – Koordinator Gugus Tugas dr. Hendadi Setiaji dalam konfrensi pres yang digelar Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Kamis (14/5/2020) mengatakan situasi dan kondisi sekarang warga tetap harus tetap waspada. Walaupun trendnya mulai landai harus tetep waspada. Karena angka secara nasional sangat fluktuatif. Bahkan Rabu (13/5/2020) positif covid 19 tembus angka 600 orang lebih. “Ini suatu keadaan yang patut kita waspadai. Untuk Kabupaten Tegal yang conferm positif itu ada16 orang dan dari 16 orang itu tersebar di tujuh kecamatan yakni Dukuhturi, Kramat, Talang, Tarub, Slawi, Warureja dan Pagerbarang” ungkap Hendadi Setiaji.
Menurut Hendadi ke 16 pasien positif itu sudah ditressing terkait sumber penularanya. Setelah ditresing kontak eratnya di repid test yang bertujuan untuk diketahui penularanya sampai kemana saja. Itu merupakan alur yang harus ditempuh, jadi tresing itu merupakan senjata utama untuk mengetahui sumber penularan. Ini sudah dilakukan oleh gugus tugas mulai dari covid pertama yang ditemukan diwilayah kecamatan Dukuhturi dan dilakukan tresing disitu. Kemudian ditemukan 6 kontak eratnya dan sudah lakukan repid tes hasilnya negative. Tresing ini juga dilakukan pada ke 16 orang yang positif.
Dari 16 orang yang positif, 12 orang merupakan impor dari Jakarta. Kemudian ada yang tertular tiga orang dari yang menderita. Ada yang tertular covid ke tiga, ada juga yang tertular covid kelima. Satu orang dari Bali, yang 3 orang tertular dari penderita yang dari Jakarta. Kesemuanya sudah ditresing yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan orang yang membawa virus covid 19 tapi tidak ada gejala disebut carier. Sebanyak 80% penderita covid 19 itu tanpa gejala. Dan yang carier ini justru yang paling bahaya. Kalau yang positif sakit itu sudah jelas diisolasi dirawat dan diobati,.
Tapi yang carier ini kemana-mana membawa virus yang berbahaya menularkan pada orang sehat dan orang itu jatuh sakit. Biasanya terjadi pada orang tua, orang dengan penyakit penyerta, seperti jantung, ginjal, diabetes otomatis daya tahan tubuhnya turun. Karena penyakit penyerta itu, kemudian kalau menular pada anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sempurna. Dan dari dinas kesehatan siap untuk mengamankannya, ujarnya.
Ia menambahkan guna menhindari melandanya wabah corona salah satunya dengan melakukan pengetatan arus mudik dari Jakarta ke Tegal dan dari kota yang lain. Ini sangat berpengaruh, karena dari 12 orang yang pernah ke Jakarta dengan alasan berobat, ada yang ke karena anaknya disana, ada yang karena bisnis, semuanya pasien postif covid 19 ada riwayat ke Jakarta. “Ada riwayat keluarga ibunya sakit bukan covid dan meninggal. Anaknya pulang dari Jakarta usai acara 7 hari meninggalnya sang ibu, Ia balik ke Jakarta seminggu kemudian bapaknya usia 73 tahun meninggal. Ternyata positif covid 19 dan sempat dirawat selama dua minggu akhirnya tidak tertolong dan meninggal dunia, ungkap Hendadi.
Dari pengalaman ini Kadinkes meminta warga Kabupaten Tegal untuk tidak mudik dulu, karena dikhawatirkan membawa virus covid 19. Kejadian ini cukup memprihatinkan dari 16 orang itu yang meninggal 3 orang dan yang sudah dinyatakan sembuh 10 orang dan yang masih dirawat 3 orang. “Ini menunggu hasil swab, dan tiga pasien ini secara umum kondisinya baik dan kalau hasil swabnya nanti negative ketiga pasien itu boleh pulang”, terang Hendadi. (Dasuki)