Surabaya, Cakrawalanews.co – Wakil Ketua DPRD Jatim Sahat Tua Simanjuntak menilai belum waktunya Jawa Timur melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk tingkat provinsi. Menurutnya PSBB cukup tiga daerah Surabaya Raya yang saat ini masih berlangsung yakni Surabaya, Sidoarjo dan Gresik.
“Setelah ini PSBB tiga daerah yang berlangsung akan kita lakukan evaluasi. Kita berharap cukup sekali ini saja, jangan sampai diperpanjang apalagi ada daerah lain yang mengajukan PSBB,” ujar politisi Golkar ini kepada wartawan, jumat (8/5).
Sahat mengatakan agar PSBB ini berjalan lancar dan jumlah positif Covid-19 ini menurun harus didukung partisipasi masyarakat. Menurutnya masyarakat harus memiliki kesadaran untuk mematuhi dan mengikuti arahan pemerintah. “Kita harus disiplin agar PSBB cukup sekali saja,” tegasnya.
Lebih lanjut Sahat juga mengapresiasi langkah yang dilakukan pemerintah pusat yang menginstruksikan Kementerian untuk memberikan bantuan kepada Jatim hingga Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 pusat yang rencananya akan meninjau dan menangani tiga klaster baru di Jatim. Menurutnya ini adalah kegiatan positif yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat. “Meski demikian apa yang dilakukan Pemprov Jatim dalam hal ini Bu Gubernur yang sudah berupaya melakukan penanganan Covid-19,” katanya.
Diketahui, Presiden Joko Widodo belum lama ini memerintahkan gugus tugas percepatan penanganan covid-19 membantu Provinsi Jawa Timur dalam menangani Covid-19. Mengingat angka penyebaran di Jatim yang terbanyak ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membenarkan bahwa tim gugus tugas pusat akan datang Kamis (7/5). Meski demikian menurutnya ini ini bukan yang pertama kalinya. “Dulu juga pernah datang dan ikut rapat beberapa hari di sini,” ujarnya.
Mantan Menteri Sosial ini mengatakan kedatangan tim gugus tugas pusat kali ini salah satunya untuk melihat tiga klaster baru. Yaitu klaster Sampoerna di Surabaya, pabrik rokok di Tulungagung, dan Pasar Pujon Kabupaten Malang. “Informasi yang sampai ke kami tim gugus tugas akan ke titik-titik klaster baru untuk cek lokasi,” jelasnya.
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan pasien yang terkonfirmasi positif, maupun pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) di Surabaya, Sidoarjo, Gresik terus meningkat. Ia menambahkan sudah tidak ada cara lain lagi untuk menurunkan grafik yakni dengan sisa waktu PSBB yang kurang dari seminggu, aparat harus bertindak lebih represif lagi untuk mendisiplinkan masyarakat. “Untuk menurunkan grafik Covid-19 harus menggunakan hammer. Jadi hammer-nya adalah kita semua, tidak bisa hanya mengandalkan Ibu Gubernur dan Pak Kapolda sendirian. Mari bareng-bareng mendisiplinkan masyarakat,” tuturnya.
Tercatat sejak pertama kali PSBB diberlakukan di Surabaya Raya pada 28 April, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Surabaya sebanyak 392 orang, serta 1.056 orang berstatus PDP dan 2.365 ODP. Di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 392 orang positif COVID-19, 176 PDP dan 1.100 ODP. Selain itu di Gresik sebanyak 24 orang positif COVID-19, 176 PDP dan 1.100 ODP.
Hingga 6 Mei malam, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19 di Kota Surabaya meningkat menjadi sebanyak 586 orang, 1.354 PDP dan 2.825 ODP. Di Sidoarjo 140 orang positif, 208 PDP dan 808 ODP, serta di Gresik 36 orang positif, 156 PDP dan 1.132 ODP. (Caa)