Slawi, Cakrawalanews. Co – Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka melihat potensi pengembangan Sarung Goyor dengan kewirausahaan berbasis pondok pesantren di Kabupaten Tegal. Melalui program kegiatan berupa bimbingan teknis untuk wirausaha baru IKM tenun dan konveksi Sarung Goyor serta fasilitasi mesin dan peralatan konveksi untuk pondok pesantren.
“Pada pelaksanaan kegiatan Bimbingan Teknis WUB IKM Sarung Goyor di Kab. Tegal ini, Kementerian Perindustrian mendorong terbentuknya perjanjian kerjasama antara Pondok Pesantren dengan Sampurnatex dan Sultontex.”kata Dirjen IKMA Gati
Wibawaningsih di Kab.Tegal, Rabu. (19/2) Gati menjelaskan, pihak Pondok Pesantren akan menyediakan tenaga kerja dan fasilitas yang tersedia di dalam Pondok Pesantren sedangkan pihak Sampurnatex dan Sultontex akan memberikan fasilitas berupa bahan baku, mesin dan peralatan tenun, serta pemasaran hasil produksi Santri Pondok Pesantren. “Kerjasama ini diharapkan dapat berlanjut untuk kedepannya sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan IKM Sarung Goyor di Kab. Tegal.”tambahnya.
Kegiatan bimbingan teknis ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Dar-Alqur’an Al-Islami pada tanggal 19 Februari 2019 dengan peserta yang berasal dari para santri dan pengurus Pondok Pesantren Misbahul Huda Al-Amiriyah, Pondok Pesantren Ma’hadut Tholabah dan Pondok Pesantren Dar-Alqur’an Al Islami dengan peserta masing-masing sebanyak 20 orang santri selama 7 hari dan Fasilitasi Mesin/Peralatan WUB IKM Pakaian Jadi Goyor. “Sebelum acara pembukaan, para santri dibekali materi kewirausahaan, permodalan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan digital marketing dengan total peserta sebanyak 150 orang santri.”jelas Gati.
Menurut data Kementerian Agama, jumlah pondok pesantren di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 28.194 pondok dengan total lebih dari 4 juta santri. Persebaran pondok pesantren tersebut (79%) berfokus di 4 provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. “Hal ini menunjukkan bahwa pondok pesantren memiliki potensi untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional, salah satunya melalui penumbuhan wirausaha industri baru di lingkungan pondok pesantren.”tutur Gati.
Sejak tahun 2013, Ditjen IKMA telah membina sebanyak 46 pondok pesantren dengan lebih dari 8.628 orang santri melalui pelatihan produksi dan motivasi kewirausahaan. Cakupan ruang lingkup pembinaanya adalah pelatihan produksi dan bantuan mesin/peralatan di bidang: olahan pangan & minuman (roti dan kopi); perbengkelan roda dua; kerajinan boneka dan kain perca; konveksi busana muslim dan seragam; daur ulang sampah dan produksi pupuk organik cair.
Kabupaten Tegal, jelas Gati, memiliki beberapa potensi untuk pengembangan produk unggulan, salah satunya adalah Sarung Goyor. Karakter Sarung Goyor memiliki motif tenun khas dan tekstur halus yang dihasilkan dari ketelitian pada saat proses penenunan. “Sarung Goyor banyak diminati oleh pasar menengah ke atas dan konsumen mancanegara, oleh karena itu potensi pengembangan Sarung Goyor ini tidak hanya terbatas pada proses penenunan saja, tetapi juga pada produk pakaian jadi.”jelasnya
Program kegiatan Santripreneur khususnya pengembangan Sarung Goyor di Pondok Pesantren ini adalah tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara Ditjen IKMA dengan Pemerintah Kabupaten Tegal, tentang Pembangunan dan Pemberdayaan IKM di Kabupaten Tegal. “Semoga kegiatan ini dapat dimanfaatkan oleh para santri di pondok pesantren sebagai bentuk pengembangan unit usaha yang baru dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia”tutur Gati (Dasuki)