Surabaya, cakrawalanews.co – Kendati jumlah kasus Tuberkulosis TBC Jatim tinggi tidak membuat Dinas Kesehatan Jatim ini patah semangat. Data Dinkes Jatim menyebutkan Jatim menduduki peringkat kedua nasional dan Indonesia peringkat ketiga di dunia.
Kepala Dinkes Jatim Kohar Hari Santoso menyatakan, meski kasus TBC di Jatim tinggi Dinkes Jatim optimis tahun 2030 Jatim eliminasi TBC. Untuk mempercepat eliminasi TBC, saat ini Dinkes Jatim bersama dengan beberapa Rumah Sakit Paru dan Balai Kesehatan yang bergerak di bidang paru di Jatim mengadakan Kongres ARSABAPI. ‘’Kami yakin Kongres ARSABAPI nantinya akan menghasilkan rumusan berupa langkah stategis dalam mengatasi masalah paru dan TBC di Jatim,’’ ujarnya saat ditemui di sela-sela acara Kongres dan Seminar ARSABAPI 2019 di Hotel Empire Surabaya (27/9).
Kohar mengatakan, untuk mencapai eliminasi TBC 2030, Dinkes Jatim akan memaksimalkan program ‘Pergi Berdansa di Masa Senja’. Program tersebut akan melibatkan tenaga medis di berbagai tingkatan seperti perawat bersinergi bersama dengan bidan desa di masyarakat desa. Selain itu juga Dinkes akan bekerjasama dengan semua elemen masyarakat dan ormas keagamaan seperti Aisyah dan Muslimat. Kerjasama ini dilakukan sebagai sarana sosialisasi pencegahan dan penemuan kasus TBC di Jatim.
‘’Intinya kita tidak akan dapat menyelesaikan masalah TBC ini sendiri-sendiri perlu ada kerjasama dengan semua elemen masyarakat,’’ tegasnya.
Kedepan orang nomer wahid di lingkungan Dinkes Jatim ini berpesan kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penyebaran dan penularan bakteri Mycobacterium Tuberculosis. Menurutnya dengan menjaga kebersihan lingkungan (Tidak lembab dan menjaga air bersih, red) dan memperhatikan cahaya ruangan (Mendapatkan cahaya langsung dari sinar matahari, red), maka perkembangan Mycobacterium Tuberculosis tidak akan terjadi. dna