Surabaya,cakrawalanews.co – BUMD Jawa Timur mendapatkan penugasan dalam memenuhi dan menjaga kebutuhan bahan pangan termasuk didalamnya urusan bawang putih. Sejak tahun 2018 lalu, BUMD Jatim ini telah bermitra dengan petani bawang putih di sejumlah wilayah terutama di Pacet Mojokerto Jawa Timur.
Selain melakukan okupasi produksi benih bawang putih, benih-benih produksi penangkar tersebut selanjutnya diberi perlakuan vernalisasi yaitu didinginkan di ruang berpendingin (cold storage) pada suhu 10 derajat celsius selama 1 bulan. Cold storage ini berada di kawasan Jemundo di Sidoarjo. Tujuan vernalisasi adalah memperpendek masa dormansi bawang putih.
Direktur salah satu BUMD di Jatim, Abdullah Muchifudin menyampaikan bahwa hingga saat ini benih bawang putih yang sudah dikuasainya mencapai 180 ton dengan kondisi berbagai umur simpan.
“BUMD Jatim saat ini memiliki cold storage sebanyak 8 pintu. Masing-masing pintu mempunyai kapasitas simpan sekitar 60 ton. Dengan demikian total kemampuan simpan cold storage ini mencapai 480 ton,” jelasnya melalu keterangan persnya, Senin (19/8).
Masih menurut beliau, saat ini ada sekitar 3 pintu cold storage yang digunakan untuk proses vernalisasi bawang putih. “Ke depan seiring dengan meningkatnya panen bawang putih dan kebutuhan benih bawang putih dalam negeri, kami berencana akan terus melakukan okupasi terhadap benih-benih tersebut. Kami targetkan sampai akhir tahun 2019 ini dapat menyediakan benih bawang putih hingga 780 ton,” tambahnya.
Salah satu penangkar benih bawang putih di Jawa Timur yang juga menjadi salah satu mitra sekaligus anggota tim teknis BUMD, Toha menjelaskan bila varietas bawang putih yang divernalisasi tersebut adalah varietas Lumbu Hijau.
Toha menambahkan bila benih-benih tersebut dihasilkan oleh petani bawang putih di sekitar Kota Batu dan Malang. “Dari 180 ton benih yang saat ini divernalisasi di cold storage BUMD Jatim, 80 ton diantaranya sudah 100% siap edar dan kami pastikan mendapat sertifikasi sebagai benih sebar dari BPSB Jawa Timur” tambah Toha kepada wartawan.
Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto sangat menyambut baik atas inisiatif BUMD Jatim tersebut untuk melebarkan sayap bisnis di bidang penyediaan benih bawang putih. Namun Anton, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa usaha perbenihan bawang putih sangat rentan terhadap pemalsuan.
“Perlu saya sampaikan bahwa usaha perbenihan bawang putih sangat rentan dengan berbagai masalah, antara lain adalah masalah pemalsuan. Hal ini saya sampaikan agar menjadi perhatian dan kehati-hatian pihak BUMD ke depan terkait usaha ini,” jelas Anton
Anton juga menjelaskan bahwa untuk meningkatkan daya saing bawang putih dalam negeri maka benih yang digunakan harus berkualitas dicirikan dengan patah dorman dan memiliki umbi ukuran besar. Dia menyarankan agar dilakukan pemisahan terhadap suing-siung bawang putih yang hendak ditanam.
“Sebaiknya para petani maupun penangkar benih melakukan pemisahan atau sortasi umbi bawang putih sesuai ukuran besar kecilya. Selanjutnya saya menyarankan agar benih-benih hasil sortasi tersebut ditanam pada petak atau bedengan atau lot yang berbeda sesuai ukuran suing. Idealnya untuk mendapatkan hasil panen maksimal, ukuran siung benih bawang putih yang digunakan diatas 2 gram. Dan lebih penting lagi adalah pastikan benihnya telah patah dorman,” tambahnya. (wan/jnr/jal)