Dengan adanya transmigran di suatu daerah akan memberikan dampak positif bagi pemerataan penduduk di daerah. Program pemerataan penduduk adalah salah satu kunci sukses transmigrasi.
“Transmigran adalah salah satu ujung tombak Indonesia dalam mengatasi kesenjangan. Kesenjangan selalu menyertai proses pembangunan di Indonesia, baik desa maupun kota, daerah maju dan tertinggal atau daerah yang berada di Jawa dengan daerah di luar jawa,” tegas wakil gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, saat menghadiri pelepasan Transmigrasi ke Kab. Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jumat, (21/8).
Pemprov Jatim setiap tahun menyediakan sekitar 1.000 – 2.000 keluarga untuk dapat bertransmigrasi. Namun yang dapat berangkat hanya sekitar 400 orang. Permasalahan yang terjadi dari daerah tujuan transmigran adalah tempat yang tidak mudah dan belum layak untuk di singgahi oleh transmigran. “Jumlahnya terus meningkat setiap tahun, masyarakat yang ingin bertransmigrasi,” terangnya .
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul memberikan semangat kepada transmigran agar terus berusaha memajukan daerah tujuan dan menjadi pengusaha sukses. “Sudah banyak contoh transmigran sukses merantau dan memperoleh penghasilan yang banyak. Pemerintah bekerja, transmigran terus berusaha dan membantu pemerintah memperkecil disparitas atau kesenjangan antar daerah. Mantapkan hati, bersungguh-sungguh di tempat tranmigrasi. Saya yakin sekembalinya di Jawa anda menjadi orang sukses,” harapnya di sambut amin 114 transmigran.
Gus Ipul secara khusus mendoakan kepada transmigran bisa sukses bekerja dan memajukan daerah tujuan transmigrasi. “Saya doakan, bapak-ibu transmigran sukses di tempat yang baru. Bekerjalah dengan keras guna meraih kesuksesan. Kita berdoa semoga transmigran bisa sukses,” ujarnya.
Menteri PDT dan Transmigrasi Marwan Ja’far mengatakan, keberadaan transmigran akan membuka isolasi daerah yang belum terjamah oleh pembangunan. Kehadiran transmigran yang telah dibekali kemampuan ini akan berdampak pada daerah sekaligus meningkatan pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional.
“Saya mengapresiasi kepada Jatim karena telah mengirimkan transmigran ke daerah-daerah terpencil. Program transmigrasi ini harus lebih ditingkatkan lagi. Ke depan, minimal dari Jatim bisa mengirimkan sebanyak 1 juta orang transmigran,” ungkapnya.
Menurutnya, transmigran bukanlah orang yang dipinggirkan maupun buangan. Transmigran adalah orang yang harus dimuliakan. Karena transmigran merupakan orang-orang yang rela secara lahir dan batin untuk membangun Indonesia dan memajukan pembangunan daerah.
Ia mencontohkan, terdapat transmigran yang telah sukses dan menghasilkan pendapatan Rp. 1 Milliar. “Kami yakin, transmigran sudah dilatih sedemikian rupa guna meningkatkan kemajuan di daerah. Tidak mudah meninggalkan kampung halaman demi untuk memajukan daerah lain. Jangan lupa, pemerintah terus mendukung dan memberi perhatian. Tidak usa kecil hati. Pemerintah akan selalu bersama transmigran,” pungkasnya.
Dalam kesempatan tersebut, transmigran yang diberangkatkan dengan tujuan UPT. Kancu Kabupaten Poso, Prov. Sulawesi Tengah berasal dari Jatim sebanyak 58 jiwa terdiri dari Kab Sidoarjo 5 KK (25 Jiwa), Ponorogo 5 KK (12 Jiwa) dan Bondowoso 5 KK (21 jiwa). Sedangkan dari Jabar, terdiri dari 15 KK (56 Jiwa) yakni Kab. Karawang 10 KK (40 jiwa) dan Kab. Sumedang 5 KK (16 Jiwa).(hms/mnhdi)