Surabaya,cakrawalanews.co – Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Jawa Timur bekerjasama dengan PT Pilar Bangun Sentosa dan ID SPORTS Management mengadakan program bertajuk “Football For Peace Jawa Timur 2019” di Surabaya dan Jombang.
Kepala Dispora Jatim, Supratomo, mengapresiasi program tersebut. Dari program ini diharapkan dapat melahirkan pemain muda berbakat. Apalagi di Jatim banyak berdiri SSB.
“Kami sudah menyusun standarisasi SSB agar manajemennya bagus, ada dasar dan kurikulumnya. Ke depan, SSB ini harus berafiliasi ke PSSI, karena selama ini SSB tidan ada naungan organisasi di atasnya,” kata Supratomo Jumat (15/3) petang.
Sementara itu Ketua panitia program “Football For Peace Jawa Timur 2019, KH Zahrul Azhar As’ad (Gus Hans) mengatakan, program ini merupakan terobosan bagi para generasi-generasi milenial agar dapat belajar banyak tentang karakter, menghargai nilai-nilai, dan menjunjung tinggi bhineka tunggal ika serta bisa menjadi leader di lingkungannya.
Dikatakannya, program ini dilaksanakan dua kali. Pertama digelar 24-27 Maret 2019 di Lapangan KONI Kertajaya, Surabaya. Program yang dijalankan berupa Giving Balls kepada 100 anak-anak berbakat dari Sekolah Sepak Bola (SSB) di Jatim.
Kemudian Pelatihan (Coaching Clinic) bagi siswa-siswa sekolah, guru-guru olahraga dan orang tua siswa sebanyak 100 orang. “Di Surabaya segmennya umum. Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa direncanakan hadir,” ujarnya.
Program kedua, dilaksanakan di lapangan sepakbola Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu), Jombang, 1-4 April. “Program yang dijalankan, yakni pelatihan (Coaching Clinic) bagi 100 orang santri yang ada di ponpes tersebut, dilanjutkan dengan Festival Sepakbola Sarung. Jadi, segmennya santri,” jelasnya.
Pelatih yang akan memimpin seluruh rangkaian kegiatan ini adalah pelatih-pelatih yang sudah sangat handal dalam program Football For Peace. Dimana seluruh pelatih tersebut, nantinya berasal dari ID SPORTS Management. “Pelatihnya lima orang,” ucapnya.
Setelah dua program itu berakhir, pihaknya akan menggelar kegiatan serupa pada Oktober 2019. Bedanya, program coaching clinic ini ditangani oleh pelatih asing dari Spanyol.
“Hasil program ini, akan terpilih dua pelatih dan dua pemain yang akan dikirim ke Spanyol agar bisa menjadi pemain sepakbola yang hebat dan berkarakter. Kenapa di Spanyol, karena pihak Spanyol ini yang paling komunikatif dengan kita,” pungkasnya. (wan/jnr/her/s)