Surabaya,cakrawalanews.co- Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, meminta pada seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) Pemprov Jatim untuk tetap menjadikan Jatim sebagai provinsi terbaik nasional. Penegasan itu disampaikannya saat memimpin rapat pembahasan RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah) Jatim periode 2019-2023.
“Sejak sebelum dilantik (sebagai Wagub, red), banyak yang mengakibatkan pada saya, Jatim is one of the best (satu yang terbaik). Lalu atitude (sikap) kita bagaimana? Sekarang kita harus selalu berubah untuk bisa tetap menjadi the best,” ujar Emil di Grahadi, Senin (11/3) malam.
Ia mengibaratkan Jawa Timur sebagai kapal besar yang harus selalu bermanuver agar tetap dapat menjadi yang terbaik. “Untuk bisa merealisasikan itu, maka kita harus lapar dengan dinamika agar bisa berinovasi menjadi yang terbaik,” tuturnya.
Mantan Bupati Trenggalek itu menegaskan, pembahasan RPJMD menjadi sangat penting untuk menyusun program selama lima tahun ke depan. Bahkan ia menargetkan penilaian SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Jatim bisa meraih nilai AA.
“Penilaian AA hanya dimiliki Jogja (Provinsi DIY). Tapi saya optimistis dengan bantuan dari OPD tahun ini kita bisa dapat AA juga selama kita berusaha memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada,” tegasnya.
Ia memisalkan saat dirinya menjabat Bupati Trenggalek. Di awal menjabat penilaian SAKIP Pemkab Trenggalek baru meraih nilai C minus. Namun di bawah kepemimpinannya berhasil meraih nilai BB. Dengan dasar itu, ia mengaku optimistis Jatim dari nilai A bisa meraih AA.
Terkait data dalam pencapaian nilai, Emil mengingatkan pada OPD agar lebih berhati-hati. “Jangan hanya obsesi dengan angka tapi lupa dengan realita. Itu mindset yang harus disepakati sama-sama,” ujarnya.
RPJMD yang tersusun, ujar dia, akan menjadi landasan yang sangat mengikat limat tahun ke depan. “Mohon kerjasama sebaik-baiknya. Kita coba gunakan dengan sistem navigasi, bukan transisi,” ungkapnya.
Sistem navigasi yang dimaksudkannya yakni selalu tabayyun dan percaya dengan cara mengecek data yang ada bersama pakar dan stakeholder. “Harus selalu mencari penajaman. Bukan hanya output (hasil) tapi juga impact (dampak). Spirit navigasi itu menajamkan yang sudah ada. Konsep tidak bermanfaat jika tidak dilakukan,” pungkasnya. (afr/wan/jnr)