Surabaya Sabet Penghargaan SMK3
Gubernur Jatim Pakde Karwo memberikan penghargaan kepada 10 Bupati/ Walikota sebagai Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbaik di Jatim ,di Gedung Negara Grahadi, Jl Gubernur Suryo Surabaya, Rabu (30/3).
10 Bupati/ Walikota Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terbaik di Jatim tahun 2015, yaitu Bupati Gresik, Sidoarjo, Pasuruan, Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Blitar dan Mojokerto, serta Walikota Surabaya dan Madiun.
Penghargaan tersebut diberikan karena 10 Bupati dan Walikota dinilai telah memberikan perhatian lebih dalam pelaksanaan K3 di perusahaan di daerah masing-masing. Utamanya dalam konsistensi pembinaan, inovasi dan motivasi bagi perusahaan-peusahaan baru guna lebih giat dalam menerapkan K3.
Selain itu, Gubernur juga menyerahkan penghargaan kepada Perusahaan penerima kecelakaan nihil (Zero Accident), dan Sisem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Hal itu untuk memberikan spirit kepada seluruh pimpinan perusahaan di Jatim agar lebih meningkatkan motivasi dan komitmen meningkatkan budaya K3 guna mendorong produktivitas dan daya saing di pasar global.
Dalam sambutannya Pakde mengatakan, sudah tepat kiranya Menteri Perindustrian menempatkan Bupati/ Walikota mendapat penghargaan K3, CEO dapat penghargaan zero accident, dan penghargaan SMK3. Karena daya saing ditentukan dalam pertarungan global adalah produknya harus lebih bagus, kualitasnya lebih bagus dan distribusinya lebih cepat.
Penghargaan ini penting karena zero acciden itu kuncinya pada SDM. “SDM bisa baik kalau kesehatannya baik, dan perusahaan bagus kalau produktivitasnya bagus. Sedangkan Produktivitas ditentukan oleh kesehatan dan kualitas ketrampilan. Maka Bupati/ walikota memperbanyak occational pendidikan dan ketrampilan,” katanya.
Jatim PDRB paling tinggi di sektor industri sebesar 29,75 %, padahal menurut statistik ekonomi jika sudah mencapai 30 % sudah masuk provinsi industri, berarti tinggal sedikit lagi Jatim sudah masuk provinsi Industri. Sekarang posisi industri posisi peringkat pertama adalah DKI, kemudian Jabar hampir 40 %, dan ketiga Jatim (29,75 %). Bisa jadi provinsi Industri asal suku bunga murah, kita tidak bisa membangun industri dengan suku bunga tinggi.
“Kita harus menjadi negara industri jika tidak ingin stagnant di medium income country. Sekarang di Indonesia berada di urutan 16 negara berpenghasilan medium. Solusinya, industri harus mempunyai daya saing bagus. Untuk itu harus punya pemimpin/ leadership (Bupati / walikota dan pimpinan perusahaan yang punya komitmen kuat terhadap efisiensi, karena harus bertanding di pasar bebas.
Yang bisa mensupport efisiensi adalah leader. Sekitar 50 % suksesnya perusahaan ditentukan oleh CEO dan faktor eksternal yang dibentuk oleh Bupati/ Walikota. Kalau Bupati/ Walikota punya feeling/ intuisi terhadap bisnis, maka akan tercipta suasana dunia industri kondusif.
“Untuk meningkatkan produktivitas suatu perusahaan, selain harus punya ketrampilan tapi juga sehat. Maka suport yang penting faktor eksternal (Bupati/ Walikota) harus ciptakan kondusif untuk produksi. Produktivitas SDM tergantung pada Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Selain selamat dari kecelakaan tapi juga sehat. Daya saing di era globalisasi sangat tergantung pada kualitas SDM, kualitas infrastuktur/ mesin, dan kualitas pelayanan publik (distribusi harus lancar),” tegasnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kepedudukan Prov Jatim Drs Soekardo MSi melaporkan, pemberian penghargaan ini untuk lebih membudayakan K3 di perusahaan di Jatim, sehingga tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktif dalam rangkaian penigkatan daya saing memasuki MEA
Penerima penghargaan terbagi dalam tiga kategori penghargaan, yaitu Bupati/ Walikota selaku Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan perusahaan penerima penghargaan Zero Accident dan SMK3.
Penerima penghargaan Zero Accident tahun 2015 di Jatim, 405 perusahaan, dan tahun 2016 berdasarkan kuantitas menurun 15 % sehingga menjadi 344 perusahaan, yang terdiri dari 252 perusahaan besar, 61 perusahaan menengah, dan 31 perusahaan kecil. Terbanyak dari Gresik yaitu 85 perusahaan, Sidoarjo 46 perusahaan, 40 dari Kab Pasuruan, 30 perusahaan dari Tuban, dan kota-kota lainnya.
Sedangkan penerima penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sebanyak 56 perusahaan terdiri dari 13 perusahaan di Kota Surabaya, 6 perusahaan di Gresik, 5 perusahaan di Sidoarjo, 3 perusahaan di Lamongan, 3 perusahaan di Kabupaten Mojokerto, 3 perusahaan di Tulungagung.(hms/cn01)