Surabaya, cakrawalanews.co- Direktur Pencegahan dan Pengendalian Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi,menyatakan pemberantasan sarang nyamuk adalah kunci untuk menekan penyebaran kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
“Selain menghindari gigitan nyamuk, yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah memberantas sarang nyamuk. Karena itu, masyarakat harus mengetahui dimana saja jenis sarang nyamuk agar tidak salah sasaran,” katanya, dikutip antara Senin, (4/2).
Ia menjelaskan tempat yang bisa menjadi sarang nyamuk adalah bak kamar mandi dan toilet, tempat penampungan air, air jebakan semut, air pembuangan kulkas, tempat minum burung, pot bunga, dispenser air minum, barang bekas di sekitar rumah, potongan bambu, dan semua tempat yg bisa menampung air.
“Tempat-tempat tersebut sangat berpotensi menjadi sarang nyamuk. Masyarakat diimbau jangan sampai membiarkan air tergenang di tempat-tempat itu. Kalau bak mandi harus lebih sering dikuras agar tidak ada jentik nyamuk. Ada jentik berarti kita terancam DBD,” terangnya.
Lebih lanjut, Siti menuturkan 1 jentik betina, dalam 12 – 14 hari akan berubah jadi nyamuk dewasa. Sementara 1 nyamuk betina dewasa sekali bertelur menghasilkan 100-150 butir telur. Dalam sebulan nyamuk bisa bertelur kurang lebih 4 kali. Artinya, dalam sebulan nyamuk bisa bertelur antara 400 sampai 600 telur.
“Jangan salah sasaran dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bukan memotong pohon, bersih-bersih rumput, menata bunga, dan lain-lain, karena jentik tidak bersarang di rerumputan. Selain itu, perlu diketahui juga jam aktivitas nyamuk Aedes Agypti dan Aedes Albopictus, yakni pagi pukul 09.00 – 10.00 dan sore pukul 15.00 – 16.00,” tandasnya. (wn/jn/luk/s)