Gubernur Soekarwo meminta kepada kepala daerah yang baru dilantik untuk mengoptimalkan lahan produktif guna mewujudkan ketahanan pangan. Kedudukan Jatim sebagai penyangga dan provinsi yang memiliki kedaulatan pangan harus dibuatkan perda untuk lahan produktif. Berdasarkan data, setiap tahunnya lahan produktif yang beralih fungsi sekitar 1.080 hektar. Meski luas lahan produktif berkurang, tetapi produktivitas mengalami peningkatan.
Sebagai contoh, pada tahun 2015 jumlah panen gabah kering giling di Jatim naik dari 13,02 juta ton menjadi 13,657 juta ton atau naik 650 juta ton. Dua komoditi pangan utama mengalami surplus yakni padi surplus 4,94 juta ton. Angka tersebut mencukupi kebutuhan konsumsi penduduk Indonesia sebanyak 43,3 juta jiwa dengan perhitungan konsumsi beras nasional sebanyak 114 kg/kapita per tahun. Selain padi, komoditi jagung juga surplus sebesar 3,4 juta ton.
“Sekitar 650 ribu ton kenaikan gabah kering giling di Jatim, dan ini paling tinggi se-Indonesia. Hal ini harus kita apresisasi. Sedangkan hanya kedelai yang mengalami defisit yakni sebesar 46,9 ribu ton,” jelas Pakde Karwo sapaan lekatnya.
Lebih lanjut disampaikannya, kontribusi komoditas pangan Jatim sangat strategis terhadap nasional. Komoditas beras berkontribusi sebesar 19,76 persen kebutuhan nasional, jagung berkontribusi 40,37 persen kebutuhan nasional, gula berkontribusi 49,69 kebutuhan nasional, cabai rawit berkontribusi 32,53 persen kebutuhan nasional, daging sapi berkontribusi 21,40 persen kebutuhan nasional dan bawang merah berkontribusi sebesar 24,10 persen kebutuhan nasional.
Pelantikan 17 Kepala Daerah hasil dari pilkada serentak yang digelar pada 9 Desember 2015 dibagi menjadi dua gelombang. Pelantikan pertama digelar pada pukul 09.00 WIB-12.00 WIB dan Gelombang Kedua pada pukul 12.30 hingga 15.00 WIB. Seusai pelantikan, akan dilakukan pembekalan oleh Gubernur Jawa Timur, Menteri Dalam Negeri pada pukul 19.00 WIB nanti, di Grand City Surabaya.
Sejumlah kepala daerah yang dilantik pada gelombang pertama yakni pasangan Bupati dan Wakil Bupati dari Kabupaten Sidoarjo yakni Saiful Ilah dan Nur Achmad Syaifudin, Kabupaten Banyuwangi yakni Abdullah Azwar Anas dan Yusuf Widiatmoko, Kabupaten Situbondo yakni Dadang Wigiarto dan Yoyok Mulyadi, Kabupaten Mojokerto Mustofa Kamal Pasha dan Pungkasiadi, Kabupaten Sumenep yakni Busyro Karim dan Ahmad Fauzi, Kabupaten Gresik yakni Sambhari Halim Radianto dan M. Qosim, Kabupaten Lamongan yakni Fadeli dan Kartika Hidayati, Kabupaten Jember yakni Faida dan Abdul Muqit, Kabupaten Trenggalek yakni Emil Elestianto Dardak dan Moch. Nur Arifin.
Kemudian untuk gelombang kedua sebanyak delapan pasangan bupati dan wakil bupati masing-masing dari Kabupaten Kediri yakni Haryanti Sutrisno dan H. Masykuri, Kabupaten Malang yakni Rendra Kresna dan Sanusi, Kabupaten Blitar yakni Rijanto dan Marhaenis Urip Widodo, Kabupaten Ponorogo yakni Ipong Muchlisoni dan Soedjarno, Kabupaten Ngawi yakni Budi Sulistyono dan Ony Anwar, serta pasangan Walikota dan Wakil Walikota dari Kota Surabaya yakni Tri Rismaharini dan Wisnu Sakti Buana, Kota Pasuran yakni H. Setiyono dan Raharto Teno Prasetyo dan Kota Blitar yakni M. Samanhudi Anwar dan H. Santoso.(hms/cn01)