Teka-teki soal ditundanya Pilkada Surabaya sepertinya sudah terjawab sudah. Pasangan Calon Walikota-Wakil Walikota Surabaya, Rasiyo-Dhimam Abror, hari ini telah mendaftar ke Kantor KPU Surabaya untuk maju di pertarungan Pilkada Surabaya 9 Desember mendatang.
Pasangan yang diusung oleh Partai Demokrat (PD), Partai Amanat Nasional (PAN) ini hadir di KPU pada pukul 15.30 WIB. Begitu sampai, pasangan yang kompak mengenakan setelan baju putih celana hitam ini langsung menuju ke lantai tiga guna mengikuti prosesi verifikasi pendaftaran.
Berdasarkan pantauan di kantor KPU Surabaya, Rasiyo-Abror tiba dengan dikawal oleh sejumlah pendukungnya. Baik para simpatisan, pengurus partai maupun sejumlah anggota DPRD dari partai pengusung nampak mendampingi mereka.
Sebut saja Plt Ketu DPC PD Surabaya, Suhartoyo, anggota Komisi C DPRD Surabaya Mochammad Machmud, anggota Komisi B Dini Rijanti hingga Ketua Komisi A Herlina Harsono Njoto.
Setelah memakan waktu yang cukup panjang, proses verifikasi penfaftaran selesai pada pukul 16.41 WIB. Dengan demikian, Rasiyo-Abror resmi dinyatakan sebagai pasangan calon Walikota Surabaya menemani pasangan incumbent.
Dalam keterangannya, Rasiyo mengaku siap bertarung dengan pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana. Meski bukan asli Surabaya, ia memastikan sudah lama mengabdi pada Kota Surabaya.
“Saya sudah tidak asing bagi Surabaya. Mulai dari mengajar di SMP PGRI,” ujar Rasiyo.
Dalam kesempatan tersebut, Rasiyo juga meminta doa restu bagi seluruh siswa yang pernah diajarnya.
“Anak-anakku, bapakmu sekarang maju. Mohon doa restu dan dukungannya,” harap Rasiyo.
Calon Walikota Surabaya, Rasiyo optimis dengan peluangnya memenangkan Pilkada Surabaya. Rasiyo mengaku bakal bekerja keras untuk mengalahkan pasangan petahana.
Kepada sejumlah wartawan, Rasiyo bersama pasangannya bakal langsung membentuk tim pemenangan begitu telah dinyatakan sebagai pasangan calon walikota dan wakil walikota oleh KPU.
“Saya berharap kepada pak Abror supaya bisa menyiapkan dengan baik dalam menghadapi Pilkada Surabaya,” kata Rasiyo.
Menurut pria kelahiran Madiun 17 Desember 1952 itu, pengalamannya di dunia birokrasi serta pengalaman pendampingnya di bidang organisasi akan membantunya jika nanti terpilih menjadi Walikota Surabaya. Sebab pemimpin yang baik adalah yang mampu memberikan kenyamanan dan perlindungan bagi warganya.
“Yang bagus akan tetap kita pertahankan karena bangun itu tidak bisa sendiri. Yang tidak kalah penting adalah komunikasi dengan anggota dewan,” tegasnya.
Disinggung soal posisi Abror yang sebelumnya sempat maju sebagai calon walikota, ia tidak mempersoalkan. Sebab yang menentukan komposisi pasangan adalah Partai Demokrat dan PAN.
Mantan Sekdaprov Jatim ini menilai, yang membedakan dirinya dengan Abror hanya ada satu. Jika Abror melamar ke partai untuk mendapatkan rekomendasi, dirinya justru dilamar untuk dijadikan calon walikota.
“Tentu barang yang dipilih itu berdasarkan beberapa pertimbangan. Saya bangga karena yang dipilih. Saya juga sempat didekati koalisi,” ujarnya panjang lebar.
Lebih jauh, Rasiyo menepis tudingan ada upaya menggagalkan Pilkada Surabaya. Kedatangan dirinya bersama Abror mendaftar ke KPU merupakan bukti penegakan demokrasi oleh Partai Demokrat dan PAN.
“Partai tidak mungkin memberikan bagi rekom yang tidak kompeten. Mereka akan rugi jika calonnya sembarangan,” tukas Rasiyo.
Sementara Calon Wakil Walikota Surabaya, Dhimam Abror mengaku akan bahu membahu memenangkan Pilkada Surabaya.
“Kita sudah sepakat untuk memenangkan Pilkada Surabaya,” pungkas Abror.(bmb/mnhdi)