RSUD DR Soetomo Peringati Hari Lupus Sedunia
Surabaya, Cakrawalapost.com-Dalam lima tahun terakhir di RSUD dr Soetomo setidaknya terdapat lebih dari 100 anak terkena lupus. Dan untuk memperingati Hari Lupus Sedunia yang jatuh pada 10 Mei 2018, di Surabaya, juga dibentuklah komunitas bagi penderita Lupus pada anak.
Ketua Divisi Ginjal Anak Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, dr Ninik Asmaningsih Soemyarso SpA(K) saat Peringatan Hari Lupus Sedunia bersama keluarga penderita lupus di RSUD Dr Soetomo Surabaya, Rabu (9/5/2018) mengatakan, penyakit lupus merupakan autonimun yang bisa menyerang 10 anak dari 100.000 anak.
Di RSUD dr Soetomo sendiri dalam lima tahun terakhirpun terdapat lebih dari 100 anak terkena lupus. Penyakit Lupus disebut juga dengan penyakit seribu wajah. Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh akan sulit mendeteksi mana zat yang buruk dan mana yang baik, maka dari itu jaringan sehat dalam tubuh juga bisa diserang oleh sistem imun tubuh itu sendiri.”Penyakit lupus kerap ditemukan dengan penyakit ginjal yang kemudian dikenal dengan Lupus nefritis,” terangnya.
Ia mengungkapkan Lupus belum tentu menyerang ginjal. Ada pasien yang langsung sakit ginjal bersamaan dengan Lupus, ada yang butuh waktu setelah lima tahun.”Penyakit ini lebih banyak menyerang anak perempuan dan saat menjelang remaja. Komplikasi lupus bisa terjadi gagal ginjal kronis, gagal jantung, tekanan darah tinggi hingga lupus pada otak,” ucapnya
Salah satu tanda lupus nefritis adalah adanya protein yang keluar bersama urin dengan adanya urine keruh dan berbuih. Selain itu juga dapat ditemukan gejala lain seperti dari mata sembab, ruam kemerahan di pipi, rambut rontok, kaki bengkak hingga sariawan. Namun setiap anak bisa berbeda gejalanya. “ Jika memang ditemukan setidaknya lima gejala bersamaan harus diperiksa laboratorium,” ujarnya
Penderita lupus ini harus menjalani pengobatan anti inflamasi dan steroid. Saat kondisi penderita Lupus membaik, tetap diperlukan kontrol setiap bulan untuk memastikan kondisinya.
Sementara komunitas bagi penderita Lupus pada anak yang dbentuk Kolucuya (Komunitas Lupus Cilik Surabaya). “Tentu, dengan adanya komunitas ini, diharapkan keluarga bisa saling berbagi informasi terkait Lupus,” pungkasnya. (wan/bs)