Lelang jabatan yang digelar oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, bukan sekadar formalitas administratif. Ini adalah sinyal kuat bahwa birokrasi di Kota Pahlawan tidak bisa lagi dikelola dengan cara lama.
Pemaparan visi-misi para calon Kepala Perangkat Daerah yang saat ini berlangsung bukan hanya ajang seleksi, tetapi juga momentum penegasan bahwa pemerintahan Surabaya harus bergerak lebih dinamis, inovatif, dan berorientasi pada hasil nyata.
Sebagai kota metropolitan dengan tantangan yang semakin kompleks, Surabaya membutuhkan pejabat birokrasi yang tidak sekadar menjalankan rutinitas, tetapi mampu berpikir visioner, bekerja cepat, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Surabaya adalah kota besar dengan kompleksitas tantangan yang tidak bisa diatasi hanya dengan pendekatan birokrasi biasa. Butuh lebih dari sekadar pejabat administratif yang hanya mampu menjalankan tugas secara prosedural.
Surabaya memerlukan pemimpin yang siap bekerja untuk rakyat, bukan sekadar pejabat yang menunggu perintah dan berada dibawah bayang-bayang pemimpin yang keras.
Model kepemimpinan administratif yang hanya berpatok pada prosedur tanpa terobosan sudah tidak relevan. Era digitalisasi, tata kelola berbasis data, serta tuntutan pelayanan publik yang prima menuntut pemimpin perangkat daerah yang memiliki rasa keberanian untuk selalu berinovasi melakukan perubahan.


 
							











