Surabaya, Cakrawalanews.co – Nasib petani tebu di Jatim Kembali terancam terpuruk ditengah pandemi Covid-19. Pasalnya, di Jatim bersamaan musim giling, ternyata sebanyak 26.700 ribu ton gula impor datang di Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru di kabupaten Kediri. Rencananya gula impor tersebut masuk ke Jatim pada tanggal 30 Mei mendatang dan bersamaan saat giling yang mulai berlangsung mulai 2 Juni mendatang pula.
Kedatangan dari gula impor tersebut disayangkan oleh Komisi B DPRD Jatim. Menurut anggota Komisi B DPRD Jatim Subianto,untuk kebutuhan gula di Jatim selama tiga bulan kedepan sudah tercukupi oleh Pabrik Gula (PG) KTM( Kebun Tebu Mas) di kabupaten Lamongan.
“Kami miris kesejahteraan petani tebu akan terpuruk, pasalnya nantinya gula impor tersebut akan digiling bersamaan dengan tebu rakyat. Ini jelas mengancam gula milik petani,”jelas politisi asal Partai Demokrat ini saat dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (15/5).
Pria asal Kediri ini mengatakan seadainya gula impor tersebut digiling sebelum masuk dalam musim giling,” Kalau sekarang bersamaan digiling dengan gula petani, tentunya yang kalah gula petani. Yang jelas petani terkena dampaknya,”lanjutnya.
Petani saat ini, kata Subianto menginginkan harga mencapai Rp 10.500 ditingkat petani.”Sedangkan untuk HPP (Harga Pokok Penjualan) petani menginginkan harga mencapai Rp 11.200 ditingkat distributor. Namun, dengan harga tersebut tiba-tiba muncul gula impor tentunya harga petani tersebut akan jatuh,”jelasnya.
Diungkapkan oleh Subianto, saat ini pihaknya masih menunggu perkembangan dari peredaran gula impor tersebut.” Kami mau bertanya kemana. Kalau pergi ke Jakarta tentunya tak mungkin ditengah pandemic Covid-19. Kami hanya bisa menyayangkan gula impor tersebut masuk,”jelasnya.
Ditambahkan oleh Subianto, pihaknya berharap tak ada gula masuk ditengah musim giling. Sesuai surat Sekda Nomor 510/1645/125.1/2020 tanggal 11 Maret 2020 mengenai stabilitas harga dan ketersediaaan gula diketahui bahwa kebutuhan gula Jatim ada 35.500 ton perbulannya.
Sedangkan Persediaan sampai 10 Maret 2020 mencapai 39.000 Ton dan kebutuhan 11 Maret sampai dengan akhir Mei (3 bulan X 35.500) diketahui mencapai 93.666 ton.
Berdasarkan kebijakan gubernur Jatim soal importasi Raw Sugar menjadi gula konsumsi dan pabrik gula agar dialokasikan atau didistribusikan hanya ke wilayah Jatim antara lain, PT Kebun Tebu Mas (KTM) sebesar 50.000 ton, PT Rejoso Masnis Indo sebesar 20.000 ton dan PT Kebonagung 21.422 ton dengan total keseluruhan mencapai 91.422 ton.
Terpisah, Kepala Dinas Perkebunan (Disbun) Jatim Ir. Karyadi saat dikonfirmasi mengaku masih akan mengecek akan kedatangan dari gula impor tersebut.
“Saya baru mendengarnya dan akan saya tanyakan terlebih dahulu dengan pihak-pihak terkait,”jelasnya.
Karyadi mengatakan bisa saja gula impor tersebut diperuntukkan untuk wilayah Indonesia Timur . “ Di Jatim hanya kebagian untuk gilingnya saja. Lalu dikirim ke Indonesia Timur, ” jelasnya.
Soal kekawatiran gula impor tersebut bisa bocor di Jatim jika peruntukannya untuk Indonesia Timur, Karyadi mengatakan ada pengawasan ketat dalam proses penggilingan gula impor tersebut.
“Tak mungkin bisa bocor karena ada pengawasannya. Tapi untuk memastikan kedatangan gula impor tersebut nantinya saya akan cek dengan pihak-pihak terkait,”jelasnya.
Untuk mendatangkan gula impor tersebut, lanjut Karyadi, tentunya harus ada ijin langsung dari Pemprov Jatim dalam hal ini rekomendasinya langsung ditandatangani oleh Gubernur.” Tak mungkin tidak mengetahuinya karena semuanya untuk bisa masuk harus ijin gubernur,”tandasnya. (Caa)