CakrawalaNews.co – Polemik soal pembiayaan pembangunan Surabaya tahun 2026 kembali mencuat.
Pasalnya, skema pembiayaan alternatif diklaim lebih murah, namun dalam rencana pengajuan pembiayaan justru memilih menurunkan nilai pinjaman dari Rp2,9 triliun menjadi Rp1,5 triliun.
Berdasarkan informasi hasil Konsultasi pembiayaan alternatif melalui pinjaman daerah kota Surabaya dengan kementerian PPN/Bappenas pada 18 September 2025 di Ruang rapat Flores, Menara Bappenas Lantai 12 JI. H.R. Rasuna Said Kuningan, Jakarta Selatan menyebutkan bahwa, Pemerintah Kota Surabaya merencanakan melakukan pembiayaan alternatif melalui pinjaman daerah untuk pembangunan infrastruktur tahun 2026-2027
Dengan total Rp3.158.927.030.208 dengan rincian pinjaman dari PT. SMI sekitar Rp2.711.081.905.007 dan Bank Jatim sekitar Rp447845.125.201.
Kemudian, pinjaman daerah tahun 2026-2027 tersebut direncanakan untuk pembangunan infrastruktur Jalan Lingkar Luar Barat (JLLB), pelebaran Jalan Wiyung, pembangunan Flyover Dolog, pembangunan Saluran Diversi Gunungsari, pemasangan Penerangan Jalan Umum (PJU), pembangunan Jalan Tembus Dharmahusada, dan penanganan genangan.
Sementara itu, data terbaru menunjukkan bahwa pembiayaan 2026 menunjukkan adanya pergeseran nilai di sejumlah proyek besar diantaranya: Underpass/Flyover Dolog dipangkas tajam, dari Rp1 triliun menjadi Rp50 miliar.
Penanganan genangan turun dari Rp1,6 triliun menjadi Rp669 miliar. JLLB dipangkas dari Rp198 miliar menjadi Rp125 miliar. Diversi Gunungsari dari Rp220 miliar menjadi Rp100 miliar. Pemasangan PJU dari Rp231 miliar menjadi Rp125 miliar.














