Sidoarjo, cakrawalanews.co — Pemkab Sidoarjo masih terus mencari solusi penanganan banjir di Desa Kedungbanteng di Kecamatan Tanggulangin. Pemkab akan menggandeng ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya) untuk menyelesaikan permasalahan banjir di desa tersebut.
Bupati Sidoarjo, Gus Muhdlor mengatakan, penanganan banjir yang terjadi di tiga desa Kecamatan Tanggulangin yakni Desa Kedungbanteng, Desa Banjarasri dan Banjarpanji berkaitan dengan cara memanajemen air. Hal pertama yang akan dilakukan adalah menentukan titik terendah tanah di tiga desa tersebut. ITS akan digandeng dalam hal itu.
“Yang pertama kali harus dipetakan adalah menentukan ujung dari titik terendah itu, kemudian diarahkan ke avoer-avoer terdekat. Salah satu yang memungkinkan adalah avoer Penatarsewu,” ujar Bupati Gus Muhdlor saat mengunjungi Desa Kedung Banteng, Minggu, (7/11).
Gus Muhdlor mengatakan tiga desa tersebut setiap tahun mengalami penurunan tanah. Hal tersebut yang menjadi penyebab banjir selalu terjadi di tiga desa itu. Kondisi tanah yang cekung menjadikan tiga desa tersebut tujuan aliran air hujan.
“Posisi tiga desa ini seperti mangkok, setiap tahun selalu terjadi penurunan di sana, air pasti mencari tempat yang lebih rendah,”ujarnya.
Di menegaskanm secepatnya koordinasi penanganan banjir di Desa Kedungbanteng akan dilakukan. Dirinya juga akan melihat langsung kondisi avoer Penatarsewu. Bila diperlukan akan dilakukan normalisasi.
“Secepatnya kami lakukan mapping serta pengerjaan langsung penarikan air terutama Desa Kedungbanteng dan Banjarasri untuk secepatnya bisa dilarikan ke Penatarsewu,”sampainya.
Namun, lanjut Gus Muhdlor, semua itu membutuhkan waktu dan hitungan yang matang. Bila tidak, penarikan air melalui pompa penyedot bisa sia-sia. Bisa jadi air banjir yang dibuang kembali lagi.
“Oleh karena itu pemetaan ini penting, beberapa hari ke depan akan diagendakan bertemu dengan ITS, BPBD, balai besar dan tiga desa terdampak,” ucapnya.
Gus Muhdlor juga menyebut anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) akan disiagakan. BTT tersebut akan segera dikucurkan bila melihat tanda-tanda banjir. Pasalnya anggaran dapat diberikan bila ada kejadian. Desa dapat menggunakan anggaran tersebut untuk pembelian pompa air yang tidak dianggarkan sebelumnya. (anto)